Breaking News

Perjuangan Putri Sulung TKI Wasri, Putus Sekolah demi Ketiga Adik

 


Duka yang mendalam masih menyelimuti keluarga Wasri, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang diduga tewas
karena dianiaya di Malaysia. Sehari setelah
pemakaman jenazah Wasri, kediaman
almarhumah di Desa Kluwut, Bulakamba,
Brebes, Jawa Tengah, masih ramai
dikunjungi beberapa kerabat dan tetangga. Anak pertama TKI Wasri, Diana (15), masih berada di kediamannya bersama
neneknya, Darti (50); dan ketiga adiknya.
Adik-adiknya bernama Wirningsih (12)
kelas enam sekolah dasar (SD), Ayu
Wulandari (10) kelas empat SD, dan Riyadi
(4). Diana belum kembali ke Jakarta untuk
melanjutkan pekerjaannya sebagai baby
sitter atau pengasuh bayi. Jauh-jauh hari
sebelum Wasri bekerja sebagai TKI di
Malaysia, Diana sudah memutuskan
meninggalkan sekolah dan memilih bekerja untuk membantu menyekolahkan ketiga
adiknya.

"Saya keluar sekolah saat kelas lima SD,
karena enggak ada yang membiayai dan
tiga adik saya juga butuh uang untuk
sekolah. Makanya, saya putuskan keluar
dan bekerja," ucap Diana kepada Liputan6.com di kediamannya, Brebes, Selasa 30 Agustus 2016. Alasan Diana meninggalkan bangku
sekolah karena tidak tega dan kasihan jika
harus melihat ketiga adiknya tidak
sekolah lantaran masalah biaya. "Enggak apa-apa saya enggak sekolah,
yang penting ketiga adik saya bisa terus
sekolah. Memang sih saya pengin sekolah
lagi, tapi kondisinya tidak
memungkinkan," tutur dia. Sebelum menjadi baby sitter di Jakarta,
Diana pernah menjadi pekerja lepas
pelayan warung makanan di Brebes. "Apa
yang saya lakukan ini untuk membantu
ibu, karena juga nenek kan di sini
sendirian dan sudah tua. Apalagi belum lama ini kakek sudah meninggal dunia,"
kata dia.

Diana sedih dengan kepergian sang
ibunda, Wasri. Kendati demikian, ia tidak
ingin berlama-lama larut dalam kesedihan.
Terlebih, masih banyak yang harus
diperjuangkan karena kehidupan terus
berlanjut. "Saya sudah ikhlas ibu sudah enggak ada.
Sekarang ini tanggung jawabnya saya
sebagai anak tertua bisa membantu adik-
adik saya tetap sekolah dan bertahan
hidup. Apa pun saya lakukan demi
mereka," ucap perempuan berhijab itu. Ayah Diana sendiri telah meninggalkan
keluarganya dan menikah lagi dengan
wanita lain sekitar tiga setengah tahun
yang lalu. Karena terdesak masalah
ekonomi, Wasri memutuskan menjadi TKI
bekerja di luar negeri untuk berjuang mencari uang demi menopang keempat
anaknya.

Permohonan ke Jokowi

Sembari menundukkan kepalanya dengan
mata yang sudah mulai berkaca-kaca,
Diana berharap ada perhatian dari
pemerintah terkait musibah yang dialami
ibundanya. "Tolong Pak Presiden Jokowi perhatikan
nasib ibu saya yang sudah meninggal. Ibu
meninggal sebagai TKI yang bekerja sudah
tiga tahun dan belum pernah pulang. Saya
mohon Pak Presiden, hak-hak ibu saya
diberikan karena ketiga adik saya masih kecil-kecil," ujar Diana. "Mereka masih butuh banyak biaya untuk
sekolah dan hidup sampai tumbuh besar.
Tolong ya Pak Jokowi, karena saya
sayang sekali sama adik-adik. Saya juga
sudah berusaha Pak untuk bekerja buat
mereka (adik-adik)," dia menambahkan. Dengan keterbatasan dan kondisi ekonomi
keluarga Wasri, Diana masih bersyukur
karena ada nenek yang menjadi
pelindungnya. Selama bekerja di Jakarta,
Diana cukup tenang lantaran ketiga
adiknya ada yang menjaga dan merawat di rumah. "Di rumah kan masih ada nenek, jadi kalau
saya tinggal bekerja masih ada yang
memberi perhatian dan menjaga.
Makanya, pikiran saya menjadi tenang,"
ujar putri sulung Wasri itu.
 
Sumber: Liputan6