Menjadi TKW di Saudi, Siti Mangiyah Hilang Kontak Dengan keluarganya Sejak 2005
Siti Mangiyah, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di
Saudi Arabia ini hilang kontak dengan keluarganya. Keberadaannya dimana,
tak satupun keluarga dan rekannya mengetahuinya. Orang tuanya pun
keningungan mencarinya hingga mengadu ke DPRD Cilacap.
Kartinah, Ibu dari Siti Manginah mengatakan Kartinah jika,
terakhir kontak dengan anaknya di tahun 2005 silam atau sudah 11 tahun
lamanya. Saat itu anaknya memberikan kabar via telepon.
“Saat itu menghubungi keluarga terakhir kalau tidak salah di bulan September tahun 2005,” ujarnya Senin (23/5).
Sambil terisak, Kartinah mengungkapkan bahwa anaknya sempat sudah mantap
untuk pulang di 2003 silam. Namun Noto Miarjo (55), sempat dilanda
bingung jika kemudian anaknya kembali ke rumah, maka akan tinggal
dimana.
“Sempat mengutarakan permasalahan pekerjaan yang dihadapinya di sana,
namun apa malah lebih baik hidupnya ketika malah pulang ke Indonesia?,” kata dia.
Diakuinya, anaknya sempat bermasalah dengan istri majikannya. Menurut
penuturan sang anak, gajinya sudah diberikan oleh si majikan. Namun
kemudian sering dipinjam. Sehingga, sejak pertama kali berangkat ke Arab
Saudi pada tahun 1997 silam, anaknya tidak pernah mengirimkan uang
sepeserpun.
Rasa sedih semakin mendalam, karena Siti merupakan anak satu-satunya
dalam keluarganya. Ayahnya Noto yang bekerja sebagai penjual kacang
keliling mengungkapkan, keinginan berangkat karena tergiur dengan janji
dari salah satu sponsor. Kebetulan sponsor tersebut, sekarang sudah
tidak aktif mengirimkan TKI lagi.
Di 2005 hanya meninggalkan alamat yakni di Kota Dammam, Arab Saudi. Saat itu biayanya Rp 300 ribuan,” terangnya.
Akhirnya pada 2014 lalu, dia membuat surat kepada pihak Dinsosnakertrans
Kabupaten Cilacap untuk membantu mencarikan anaknya. Namun hingga
sekarang, belum ada kejelasan data dimana anaknya. Dinsosnakertrans pun
lanjut dia sedang berusaha melacak data terakhir pemberangkatan Siti
Mangiyah ini.
Sementara Dari anggota Komisi A DPRD Kabupaten Cilacap yang mendampingi
menyatakan, sudah meminta bantuan ke pihak Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Cilacap. Akan tetapi kata
dia, dari P4TKI mengaku kesulitan karena di 1997 Badan Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) data basenya
belum online.
“Namun P4TKI sedang berusaha untuk melacak data hingga ke Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
yang ada di Jakarta,”terang dia.
Sumber: radarbanyumas