Breaking News

Cepat Sembuh, Arin

Image title 
Hong Kong- Melihat ruangan berlapis kaca tebal dan hanya terlihat sebagian pemandangan dari ruangan kamar ICU, bed 4, lantai 6, Rumah Sakit Queen Elizabeth, Jordan, hati terasa terenyuh dan sedih. Apalagi melihat berbagai selang dan peralatan medis yang dihubungkan ketubuh Yuli Ariani atau Arin. Rasanya ingin menangis melihat keadaannya. Dua orang perawat dengan cekatan mengganti botol infus dan lainnya, serta mengecek peralatan medis tersebut ketika lampu menyala dan menimbulkan bunyi bip bip.

Yuli Ariani, kelahiran 4 April 1982 ini adalah salah satu BMI asal Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggung Gunung, Tulungagung, Jawa Timur. Menurut informasi, Arin yang bekerja di To Kwa Wan ini sejak Rabu (9/11/2016) masuk rumah sakit diantar majikannya. Mulanya sakit flu biasa saja. Tetapi beberapa hari menginap di rumah sakit, pada 24 November, kondisinya memburuk dan harus diisolasi di ruangan ICU.

“Saya sempat menjenguknya beberapa kali, dan suster bilang keadaannya ‘hou yim chung’ (parah),” ujar salah seorang teman Yuli yang menjenguk pada hari biasa. Saat sakit di rumah sakit itu Yuli masih sempat bikin status di akun facebooknya tertanggal 19 November 2016.

“Hari ke-11 masih tetap bertahan di RS. Ya Allah aku lelah pingin cepet sehat,” tulisnya. Di sana dia mengaku sakit akibat ada kuman atau virus didalam tubuhnya yang menyebabkan dia demam.

“Kata dokter, ada kuman atau virus di darah saya. Makanya saya demam dan panas dingin. Kalau sudah begini, seluruh tulang-tulang di tubuh saya rasanya sakit semua,” ungkapnya kepada teman-teman yang bertanya perihal sakitnya.

Mendengar ada salah satu BMI sakit, Sabtu (26/11/2016) SUARA mencoba menghubungi Konsul Penerangan Sosial Budaya KJRI Hong Kong, Helena Vera Tuanakotta yang dilanjutkan ke Konsul Tenaga Kerja. Dan Minggu (27/11/2016) pagi, Konsul Helena dan staf Fungsi Tenaga Kerja Agustaf Ilias, mengatakan kepada SUARA akan ditindaklanjuti.

Dibantu alat
Pukul 18.00-20.00 adalah jam bezuk di rumah sakit tersebut. Saat SUARA beserta beberapa teman serta handai taulan Arin berkesempatan bezuk, Minggu sore, ia terbaring sendirian dan hanya ditemani peralatan medis yang canggih dan modern. Ketika salah satu mesin berbunyi ‘bip bip bip’ seketika itu juga seorang suster dengan cekatan mengganti selang dengan tabung baru berisikan darah. Menetes dengan lambat dan teratur.

SUARA juga sempat ngobrol dengan beberapa teman dan sepupu (saudara satu kakek nenek) Arin. Semua yang datang diijinkan masuk dua orang setiap kali masuk ruangan ICU. Pengunjung diharuskan mengenakan masker dan memakai baju, tepatnya kain pembungkus tubuh berwarna kuning yang disediakan oleh rumah sakit, dan mencuci tangan setelah keluar dari ruangan ICU. Seorang perawat keluar dari ruang ICU dan memberitahukan bahwa Yuli sedang datang bulan, jadi meminta salah satu dari mereka untuk membelikan pembalut tebal. Dengan sigap salah seorang BMI asal Tulungagung yang enggan disebut namanya langsung turun ke lobi dan membantunya membelikan pembalut.

“Kita hanya bisa membantu Arin dalam hal kecil, dan berdoa yang terbaik untuknya, semoga dia lekas sembuh,” ujar BMI tersebut yang sering menjenguk Arin, siapa tahu perawat memerlukan sesuatu.

“Dulu Arin pernah di Hong Kong lama, tapi kemudian pulang menikah. Dan balik ke Hong Kong lagi dengan majikan yang sama. Setahu saya dia balik kesini dengan calling visa, mbak,” ujar salah satu sepupunya yang juga bekerja di Hong Kong. Mereka berencana untuk memohon agen, dimana Arin mengurus kontrak kerjanya agar mau mendatangkan suaminya yang saat ini baru berangkat ke Taiwan untuk bekerja.

Saat itu, sang suami masih satu minggu di Taiwan. Saat dihubungi salah satu kawannya, Arik Sutoni, suami Arin mengatakan seluruh dokumen mulai dari paspor dan kontrak kerja dibawa majikan. “Saya pasrah, tidak tahu harus bagaimana? Di sini saya baru memulai bekerja dan istri saya sakit apa lho, Mbak?” tanyanya ketika dihubungi via WhatsApp.

Konsul Konsuler Rafail Walangitan saat dihubungi Kamis (1/12/2016) mengatakan bahwa KJRI juga sangat senang bila suaminya bisa menjenguk istrinya. “Yang bersangkutan sudah kita jenguk di RS Queen Elizabeth. Memang masih diisolasi karena sakitnya terkait virus dan menular. Yang bersangkutan terkena penyakit sepsis, darah dan otaknya kena virus,” ujar Konsul Rafail via WhatsApp.

Penyakit sepsis adalah kondisi medis serius dimana seseorang mengalami peradangan di seluruh tubuh sebagai hasil infeksi bakteri di dalam darah, urin, paru-paru, dan jaringan lainnya. Kondisi ini sebagai respon dari sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri dan biasa disebut ‘sindrom respon peradangan sistemik‘ (systemic inflammatory response syndrom; SIRS). Ini bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ (karena perubahan-perubahan aliran darah) jika menjadi parah dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.

Disangka leukemia
Saat perwakilan SUARA berkunjung ke rumah Yuli di Desa Jengglungharjo, Markilah (ibu kandung Yuli Ariani) bercerita banyak tentang Yuli. Dari pernikahan keduanya dengan Arik Sutoni, mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Abit.

“Setahu kita keluarga di rumah, Arin sakit leukemia. Kita hanya berharap bahwa Arin segera sembuh dan secepatnya dipulangkan dari rumah sakit,” kata Markilah sambil memangku cucunya yang sedang minum susu dipangkuannya. Ia juga bercerita bahwa kawan-kawan Yuli sering menelponnya untuk memberi kabar perkembangan anak perempuannya. “Yang membantu ngurus di Hong Kong adalah saudara dari Blitar, saudara suaminya,” lanjutnya berkisah.

Markilah juga bercerita pernah ada seseorang dari Blitar yang mengaku dari agen yang datang ke rumahnya dan memintanya tanda tangan di atas kertas bermaterai. “Saya kurang paham apa isinya. Cuma dia bilang bahwa surat itu digunakan untuk menjemput Yuli di bandara bila sewaktu-waktu Yuli diterbangkan pulang,” ungkapnya.

Minggu sore itu salah satu staff dari King One Employment Agency juga datang membezuk bersama dengan sahabat Yuli. Para sahabat dan handai taulan berencana akan menggalang dana untuk mendatangkan suami Yuli yang berada di Taiwan bila dia bersedia datang ke Hong Kong meskipun hanya dua hari.

“Karena dialah yang berhak dan berkewajiban mewakili dari pihak keluarga buat Yuli,” ujar salah seorang kawan dekatnya. Mereka berharap bahwa Yuli lekas sembuh dan bisa bekerja seperti sediakala.


Sumber:SuaraHK