Breaking News

TKI ke Eropa, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat?



TKI ke Eropa, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat?

Ini posting yang ke sekian kalinya, yang menggunakan judul yang diakhiri tanda tanya.

Sebab banyak yang bertanya kepada saya lewat email, telpon atau bahkan datang langsung ke kantor saya tentang peluang bekerja ke negara-negara Barat.

Sedih rasanya bila pertanyaan itu diajukan bila terpaksa saya menjawab dengan nada pesimis. Tapi itulah kenyataan yang kami temui. Sedikit sekali peluang kerja ke negara-negara tersebut kecuali bila anda punya keahlian khusus. Dan mereka yang berkeahlian khusus tentulah tidak banyak.

Kalau anda hanya berangan-angan kerja sebagai pekerja kerah biru (pabrik, restoran, dsb) di negara-negara tersebut dan ingin berangkat ke sana sebagai TKI resmi (sebagian teman-teman di LSM mengatakan tak ada istilah TKI resmi dan tak resmi yang ada adalah TKI berdokumen dan tak berdokumen), saya berani berkata peluang semacam itu belum pernah kami, PJTKI, dapatkan.

Ada memang PJTKI yang memberangkatkan TKI ke negara-negara Barat, namun mereka yang diberangkat memiliki kemampuan di atas rata-rata, secara bahasa maupun keahlian. Peluang terbesar untuk TKI berkeahlian khusus adalah, perawat (itupun mereka yang memiliki kemampuan berbahasa dan pengalaman di atas rata-rata), staf hospitality di kapal pesiar, pelaut, tukang kayu dan tukang las yang sudah berpengalaman di migas juga kru kapal ikan. Ada pula sebagai pekerja musiman pemetik buah di Australia dan Selandia Baru.

Tapi jumlah mereka tak banyak. Karena peluangnya juga sedikit.

Ada salah satu CTKI yang ngeyel pada saya bahwa sedikitnya TKI yang bekerja di negara Barat karena PJTKI lemah promosinya, juga hanya fokus memberangkatkan TKI informal.

Ketahuilah meski tak banyak, ada kok di antara kami yang berusaha menembus ke sana. Bahkan ada satu dua PJTKI yang membayar marketing manager bule buat menembus pasar kerja di negara-negara Barat. Hasilnya jauh dari menggembirakan. Kalaupun bisa, biayanya sangat-sangat tinggi. Mengapa? Karena semua pembiayaan total (biaya visa, tiket pesawat juga fee buat PJTKI) ditanggung oleh CTKI!

Apalagi untuk bidang-bidang tertentu seperti perawat misalnya, tidak bisa langsung bekerja sebelum mengikuti pendidikan selama beberapa bulan lalu dan lolos ujian untuk mendapatkan lisensi.

Lalu sang CTKI yang ngeyel membandingkan dengan negara Vietnam, Filipina dan Cina yang sanggup menempatkan banyak pekerja di negara-negara Barat.

Wah, kita sama sekali tidak dapat disamakan dengan mereka. Secara politik dan ideologi kita adalah bangsa yang dicurigai Barat.

Di Amerika Serikat banyak orang pekerja Vietnam karena ada hal semacam penebusan rasa bersalah sehingga negara Paman Sam menerima begitu banyak imigran dari negara tetangga kita itu.

Filipina lain lagi, selain secara ideologi mereka memang dekat dengan Amerika, kemampuan berbahasa Inggris para Pinoy juga luar biasa. Tak heran bila anda menemukan ada rakyat mereka yang bisa bernyanyi menyaingi Celine Dion dan Lady Gaga sementara penyanyi kita hanya bisa meniru bajunya.

Pekerja migran Cina banyak diterima karena tampaknya Barat ingin tampak ramah. Selain itu juga, penyeludupan manusia dari Cina ke negara Barat luar biasa modusnya. PJTKI ilegal paling bengal sekalipun belum pernah melakukannya.

Baru-baru ini ada seorang pekerja gelap asal negeri kita yang meminta suaka ke negeri Paman Sam. Alasannya; dia beragama minoritas dan preferensi seksualnya tidak direstui mayoritas yang berakibat dapat mengancam nyawanya. Berita itu dimuat di situs berita terkenal di AS.

Reaksinya luar biasa. Bukan memihak sang pencari suaka malah membela posisi bangsa Indonesia. Ada yang menulis, Indonesia adalah negara yang ramah bagi gay asal tidak bersikap vulgar. Katanya lagi, tiap hari dari pagi hingga malam kita bisa melihat gay tampil di TV-TV Indonesia dan mereka tidak dibakar kaum radikal muslim. Ada juga yang bilang pencari suaka itu bohong sebab di Indonesia semua agama diakui bahkan ada hari liburnya, hal serupa yang tidak ada di AS.

Sebelum berita itu pernah juga ada sekelompok orang kita yang mendapatkan suaka di Kanada karena aksi serupa; korban diskriminasi fisik, materi dan agama. Tapi suatu saat ketahuan karena petugas imigrasi curiga semua pengakuan mereka serupa.

Mengapa saya menulis hal semacam ini? Sebab beberapa waktu yang lalu pada sebuah bursa kerja di Jakarta, ada seorang lelaki usia 30an yang datang ke saya dan mengaku sudah bosan menjadi pekerja ilegal di negara Barat. Ia ingin berkerja secara resmi. Ia curhat tentang dirinya yang sudah menghabiskan uang seratus jutaan dua tahun belakangan buat para penipu hanya karena ingin kerja ke Eropa!

Meski sempat melongo saya lalu menjawab dengan kalimat semacam ini:

Bila anda adalah pekerja yang mau bekerja apa saja dan ingin mencari nafkah di salah satu negara Barat sebagai TKI resmi, maaf sekali saya terpaksa berkata peluang yang ada sungguh kecil. Bila anda punya uang untuk itu dan anda tetap merasa hidup di negara Barat lebih menjanjikan, lebih baik gunakan uang anda untuk mendapatkan visa sebagai pelajar atau ambil kursus apa saja di sana. Karena mendapat pekerjaan lebih mudah bila anda melanjutkan dulu pendidikan anda di sana