Sempat Ingin Pulang Tapi Batal, Kini Malah Tak Balik Selamanya
Juny Lanofiah, TKW asal Surabaya yang Meninggal di Malaysia |
Malaysia-Juny Lanofiah (50), seorang Tanaga Kerja Wanita Indonesia (TKW) asal
Simomulyo Baru Surabaya, menjadi duka yang mendalam bagi keluarganya,
karena harus meninggal saat mengadu nasib di negeri jiran Malaysia.
Menurut kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala
Lumpur Malaysia, Juny meninggal akibat mengidap penyakit Severe
Pneumocystis Carinii Pneumonia pada 26 Juli lalu.Kemudian, jenazah korban dikirimkan ke Surabaya dan tiba di rumah duka, Rabu (10/8/2016) sore. Selanjutnya, jenazah korban langsung dikebumikan di tempat pemakaman umum.
Informasinya, selama di Malaysia, korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) sejak 2013 lalu. Dan selama itu, korban belum pernah pulang.
"Juny pergi ke Malaysia tiga tahun lalu, dan belum pernah pulang. Lebaran kemarin katanya sudah sempat beli tiket pulang, tapi akhirnya batal. Dan saat itu, mamanya sempat bilang ke saya, kalau Juny pulang, jangan boleh balik lagi (ke Malaysia) . Eh, sekarang malah nggak balik selamanya," kata Rohaya (54), tetangga dekat korban, mewakili orang tua korban, Aldriana Jopie (75) yang sedikit mengalami gangguan pendengaran.
Juny memang kerap komunikasi hampir setiap dua minggu sekali. "Paling sering dengan Doni, saudara angkatnya di Makasar atau istrinya Doni. Kadang juga sama saya, sekedar tanya kabar mamanya," kata Rohaya.
Namun setiap kali telpon, lanjut Rohaya, Juny tidak pernah bercerita jika dirinya sedang sakit. "Tidak pernah cerita kalau sakit. Apalagi dulu waktu berangkat juga sehat-sehat saja," ujarnya.
Alhasil, Rohaya dan beberapa kerabat serta tetangga dekat, cukup sedih atas meninggalnya Juny yang dikenal pendiam. Terlebih, Juny sebagai anak terakhir, harus meninggalkan orang tuanya hidup sendiri. Karena dua saudara Juny, juga telah meninggal lebih dulu.
"Saya kasihan sama mamanya. Juny anaknya terakhir, kedua kakaknya sudah meninggal duluan. Jadi sekarang, Bu Jopie tinggal sendiri sama adiknya. Sama-sama sudah tua dan mengalami gangguan pendengaran juga," jelas Rohaya.
Sementara terkait meninggalnya Juny, Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial turut menfasilitasi penjemputan hingga prosesi pemakaman jenazah korban. Termasuk memberikan santunan uang sebesar Rp 10 juta.
Seperti dikatakan Indra Suryanto, petugas Dinas Sosial Bidang rehabilitasi sosial. "Dinas Sosial hanya memfasilitasi prosesi pemakaman, mulai penjemputan di Juanda dengan ambulan hingga pemakaman. Ada juga uang duka dari pemerintah kota," katanya di rumah duka.
Sumber: BeritaJatim