Tiga Bulan Dirawat di KBRI Cairo, TKW Wangsih Kembali ke Indonesia
Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Mesir bernama Wangsih harus dirawat selama 3 bulan karena mengalami luka setelah terjatuh dari rumah berlantai tiga di Kairo, Mesir. Wangsih akhirnya bisa dipulangkan ke Indonesia berkat bantuan KBRI Kairo.
Berdasarkan rilis KBRI Kairo, Jumat (26/8/2016), kisah Wangsih berawal pada 17 Mei 2016 dini hari. Saat itu petugas Hotline KBRI Kairo menerima laporan dari rumah Sakit Heliopolis, Kairo bahwa terdapat warga Indonesia dengan nama Wangsih binti Kasim terjatuh dari lantai 3 dan mengalami patah tulang punggung dan kaki.
Menanggapi laporan tersebut, tim KBRI segera meluncur ke RS Heliopolis dan memantau kondisi yang bersangkutan untuk selanjutnya melakukan pendampingan secara berkesinambungan hingga proses rawat inap atas Wangsih selesai.
Berdasarkan penuturan Wangsih yang berasal dari Desa Pamanukan Sebrang, Subang, Jawa Barat, ia masuk ke Mesir pada 10 Maret 2016. Oleh penyalur, ia dijanjikan gaji sebesar USD 300 perbulan. Namun setelah bekerja selama dua bulan di rumah majikannya atas nama Mrs. Marwa, gajinya tidak kunjung dibayar, paspor dan telepon genggamnya ditahan, dan ia hanya diberi makan seadanya.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, karena ia pernah bekerja di Kuwait dan Oman, dalam pandangan Wangsih, kondisinya ke depan di rumah Mrs. Marwa tidak akan membaik. Dengan demikian ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia berusaha keluar dari rumah Mrs. Marwa yang berada di lantai 3 dengan menggunakan kain sprei melalui jendela.
Saat berusaha turun ia terjatuh dalam kondisi telentang dan kemudian tidak sadarkan diri. Setelah siuman, ia merangkak mencari pertolongan dan bertemu dengan penjaga gedung di sekitar tempat kejadian. Penjaga gedung tersebut kemudian mengantar Wangsih dengan mobil ke sebuah taman, dan ia ditinggalkan begitu saja. Seorang apoteker yang kebetulan melintas di taman tersebut kemudian membawanya ke rumah sakit.
Wangsih mengalami patah tulang pada pergelangan kaki kanan dan kaki
kiri serta punggung bagian atas. Atas biaya dan pendampingan KBRI, pada
19 Mei 2016, Wangsih menjalani operasi punggung. Setelah proses operasi
berhasil dan menjalani rawat inap selama seminggu, Wangsih dinyatakan
dapat dirawat jalan.
Wangsih dibawa ke Shelter KBRI, di mana ia mendapatkan perhatian dan dirawat oleh staf KBRI dan WNI overstayer/undocumented yang sedang dibantu penanganan permasalahannya oleh KBRI. Selama perawatan di Shelter KBRI, setiap hari Wangsih harus mengonsumsi lebih dari 10 jenis obat, baik diminum maupun disuntikkan.
Setelah menjalani terapi dan perawatan selama sekitar tiga bulan, Wangsih yang pada awalnya menggunakan kursi roda, pada pertengahan Agustus 2016 telah mampu berjalan kembali dengan cepat. Pada 18 Agustus 2016, KBRI Cairo telah memulangkan Wangsih bersama 6 WNI tanpa izin tinggal dan tidak berdokumen lainnya untuk kembali berkumpul dengan keluarga. Senyum ceria dan air mata haru tergurat dari wajah Wangsih dan WNI overstayer lainnya saat kembali ke tanah air.
Wangsih menyampaikan bahwa untuk bekerja di Mesir, ia dibujuk oleh Hj. Umi dari Desa Lancasari, Kec. Pamanukan, Kab. Subang, Jawa Barat yang 'menjualnya' kepada Mr. Muhammad (diduga WN Yordania di Jakarta) dan Mr. Mario (alias Iyad Washfi) untuk dipekerjakan di Mesir melalui Kuala Lumpur. Saat ini KBRI Cairo masih terus menelusuri identitas majikan Wangsih, baik melalui upaya diplomasi ke Kementerian Luar Negeri Mesir maupun lembaga Kepolisian.
Sumber: DetikNews
Wangsih dibawa ke Shelter KBRI, di mana ia mendapatkan perhatian dan dirawat oleh staf KBRI dan WNI overstayer/undocumented yang sedang dibantu penanganan permasalahannya oleh KBRI. Selama perawatan di Shelter KBRI, setiap hari Wangsih harus mengonsumsi lebih dari 10 jenis obat, baik diminum maupun disuntikkan.
Setelah menjalani terapi dan perawatan selama sekitar tiga bulan, Wangsih yang pada awalnya menggunakan kursi roda, pada pertengahan Agustus 2016 telah mampu berjalan kembali dengan cepat. Pada 18 Agustus 2016, KBRI Cairo telah memulangkan Wangsih bersama 6 WNI tanpa izin tinggal dan tidak berdokumen lainnya untuk kembali berkumpul dengan keluarga. Senyum ceria dan air mata haru tergurat dari wajah Wangsih dan WNI overstayer lainnya saat kembali ke tanah air.
Wangsih menyampaikan bahwa untuk bekerja di Mesir, ia dibujuk oleh Hj. Umi dari Desa Lancasari, Kec. Pamanukan, Kab. Subang, Jawa Barat yang 'menjualnya' kepada Mr. Muhammad (diduga WN Yordania di Jakarta) dan Mr. Mario (alias Iyad Washfi) untuk dipekerjakan di Mesir melalui Kuala Lumpur. Saat ini KBRI Cairo masih terus menelusuri identitas majikan Wangsih, baik melalui upaya diplomasi ke Kementerian Luar Negeri Mesir maupun lembaga Kepolisian.
Sumber: DetikNews