Breaking News

Kisah Haru yang Dialami Pria Ini Bisa Jadi Pelajaran Mengapa Seorang Suami Harus Bisa Memasak

Kisah Haru yang Dialami Pria Ini Bisa Jadi Pelajaran Mengapa Seorang Suami Harus Bisa Memasak

 Mungkin masih banyak yang beranggapan jika tugas memasak adalah tugas wanita bukan tugas laki-laki.
Dalam kehidupan rumah tangga, biasanya suami bertugas untuk mencari uang semata.
Sedangkan pekerjaan rumah tangga, diserahkan kepada wanita.
Alhasil banyak suami yang tak berminat pada kegiatan belanja, masak, mencuci, dan lain-lain.
Namun kisah haru pria berikut ini bisa menjadi pelajaran bagi para suami, bahwa mereka wajib bisa memasak bukan untuk dirinya melainkan juga orang yang dicintainya.
Seorang pria asal Malaysia, bernama Ariff Budiman Zainal Abidin, membagikan kisahnya lewat fanpage Facebook, Masak Apa Hari Ini (MAHN), Rabu, (21/12).
Di mana sebelum meninggal, istrinya mengutarakan ingin dibuatkan nasi goreng kecap.
"Mengapa aku bilang seorang pria dan suami harus bisa memasak. Ikutilah pengalamanku bersama almarhumah isteriku.
"Bang bisa bawa Siti tepi pantai", kata istriku setelah hampir 2 minggu terbaring sakit..

Sakit akibat santau sangat menyiksanya. Darah sering keluar. Aku sudah membawanya berobat di rumah sakit dan medis islamik namun sakitnya masih tidak berkurang.
Ketika berada di pantai aku melihat istriku begitu tenang. Sesekali dia menggengam erat tanganku
"Bang ....", suaranya tersekat.
Terus aku bertanya kenapa. Namun dia diam. Airmatanya sudah membasahi pipi.
"Kalau Siti tak ada abang kawin lagi saja. Siti tak ingin abang kesepian". Aku diam sebab sudah beberapa kali dia mengatakan hal ini.
"Tak apalha Siti. Yang penting kita berobat dulu. Abang hanya ingin Siti di sisi abang saja. Abang tak ingin berpisah dengan Siti", aku mulai menyesak..
Aku dapat merasakan saat-saat aku akan kehilangan istriku buat selama-lamanya. Aku selalu berdoa kepada Allah semoga diberi kesempatan yang lebih lama untuk kami bersama.
"Abang janji bang. Siti cinta abang. Siti tak ingin abang kesepian. Abang terlalu baik". Isteriku sudah mulai menangis. Aku memeluknya dan kami menangis sepuasnya di pantai
"Baiklah abang janji apa yang Siti minta". Tersenyum isteriku sambil mengucap terima kasih. Aku mengajak isteriku pulang saat terdengar azan asar.
"Bang nanti bisa tidak abang buatkan Siti nasi goreng kecap", pinta isteriku

"Jika abang yang goreng rasanya tak enak. Siti yang goreng barulah rasanya enak", gurauku.
"Siti ingin merasakannya untuk terakhir kali dari tangan abang". Terdiam aku mendengar. Lalu airmataku terus jatuh tanpa dipaksa
"Siti jangan bilang seperti itu. Kita berikhtiar Siti. Abang akan buat apa saja untuk Siti. Janji Siti jangan tinggalkan abang. Abang tak dapat hidup tanpa Siti". Tenang istriku mendengar rintihan aku.
Bila sampai rumah aku bantu isteriku wudhu dan duduk sebelahnya sehingga selesai dia solat. Aku baringkannya di tempat tidur lalu aku salat. Setelah salat lalu aku ke dapur untuk membuat nasi goreng kecap. Aku tahu dia memang suka kalau aku buat nasi goreng kecap.
Katanya aku pandai masak. Itulah hikmahnya kalau kita rajin ke dapur. Saat sudah jadi aku bangunkan istriku. Aku suapi isteriku
"Sedapnya bang nasi goreng abang. Mungkin ini yang terakhir Siti makan buatan abang". Ya Allah kau jangan pisahkan kami. Aku terlalu takut menghadapi saat itu. Di ambilnya sendok lalu menyedok nasi dan disuapnya ke mulutku. Air mataku dah mulai bercucuran.
"Bang. Siti ucapkan terima kasih sebab abang terlalu banyak menolong Siti". Diciumnya tanganku. Aku membalas ciumannya
"Abang ingin meminta maaf pada Siti andaikata ada kesalahan yang buat Siti jauh hati. Minta maaf nasi goreng abang tak enak". Kataku.
Isteriku terus menangis
"Nasi goreng abang sangat enak. Terima kasih abang". Aku terus menyapu darah yang keluar dari mulutnya. Dia terlihat pucat.

Lalu aku membawanya ke rumah sakit. Isteriku dimasukkan ke icu. Perawat mengizinkan aku masuk. Menangis aku melihat kabel memenuhi isteriku.
Dia terlihat lelah tapi masih sempat tersenyum padaku. Di ciumnya tanganku sambil memberi isyarat agar aku tolong berdoa. Mulai saat itu isteriku terus koma dan pada 18 Desember 2008 isteriku pergi buat selamanya.
Kini telah 7 tahun dia pergi tapi peristiwa itu bagaikan baru saja berlalu bagiku. Semoga Allah tempatkan isteriku ditempat yang paling mulia d isisi Allah. Dialah kekasih. Dialah sahabat dan dialah isteriku tercinta.
Dia bagaikan satu dari sejuta. Terima kasih admin kalau ingin mendelete. Sebagai seorang pria, jangan merasa malu kalau ke dapur. Abaikan bila kawan2 mengejek kita.
Biar mereka tertawa pada kita karena kita seperti dikontrol istri. Tapi bila terjadi seperti diriku barulah kita akan sadar betapa beruntungnya kita bisa memasak,
Isteri tak selalu menginginkan masakan yang terhebat seperti koki dari kita. Cukuplah meskipun nasi goreng kecap biasa tapi perhatian kitalah yang buat mereka bertambah kuat dan semangat." tulis Ariff Budiman Zainal Abidin.
Di akhir postingannya ia sempat membagikan resep nasi goreng terakhir yang ia buat untuk Istrinya.
Ia juga memposting dua buah foto yaitu nasi goreng kecap dan nisan istrinya
nasi goreng dan nisan
FACEBOOK.COM/Ariff Budiman Zainal Abidin
Postingannya ini lantas mengundang banyak komentar haru dari netizen dan viral.
Ia pun mengucapkan terima kasih untuk semua netizen yang menaruh perhatian terhadap kisahnya tersebut serta menyertakan sebuah video dalam status Facebook.
 
Terbukti, dalam belasan jam statusnya tersebut sudah dibagikan hingga lima ribu kali lebih