Binatang Peliharaan Tidak Makan, TKW Ini Tidak Boleh Makan? TKW Asal Indonesia Diduga Mendapat Perlakuan Tak Manusiawi
TKW asal Indonesia Sukasi usia 20 tahun, tahun lalu datang ke Taiwan bekerja sebagai pengasuh lansia di rumah keluarga Huang, merawat nenek usia 80 tahun, bulan September tahun lalu nenek yang dirawat meninggal karena sakit, Sukasi diduga dikurung oleh keluarga Huang, tak hanya Hpnya yang dirampas, selain itu apabila kakek Huang dan hewan piaraan Huang tidak mau makan, maka ia juga tidak boleh makan, bahkan jika anjing piaraan Huang menggonggong maka Sukasi dipukul pakai sabuk atau gantungan baju, perlakuan buruk tersebut dialami Sukasi hampir selama setengah tahun, sampai akhirnya Departemen Tenaga Kerja Taiwan medapatkan pemberitahuan dari pemerintah Indonesia, barulah bersama polisi menyelamatkan Sukasi.
Bulan September tahun lalu, nenek Huang meninggal karena sakit, putra
putri Huang pindah tinggal di rumah nenek Huang, Sukasi menjadi perawat
eksklusif kakek Huang dan hewan piaraan keluarga Huang, Sukasi
mengatakan apabila kakek Huang dan hewan piaraannya tidak mau makan,
keluarga Huang juga melarangnya makan, apabila ia mencari makanan di
kulkas maka akan dipukuli.
Sukasi mengatakan, keluarga Huang seringkali memukulinya mempergunakan sabuk atau benda benda lainnya, bahkan apabila hewan piaraannya buang kotoran sembarangan ia juga dipukuli, saat ia berteriak kesakitan keluarga Huang malah mentertawakannya, ia bahkan mendapat perlakuan lebih buruk daripada anjing, hp nya juga dirampas tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
Awal bulan Desember, Sukasi tidak tahan lagi, memanfaatkan kesempatan saat membuang sampah, ia meminta tolong rekan senegaranya, pada saat yang sama keluarga Sukasi juga menemukan Sukasi tidak mengirimkan uang dalam jangka waktu yang cukup lama, saat berkomunikasi dengan keluarga tampaknya juga ada keanehan, pemerintah Indonesia setelah mendapatkan laporan segera meminta KDEI untuk meminta bantuan Depnaker Taiwan untuk melakukan pemeriksaan.
Akhir bulan Januari Depnaker bekerjasama dengan kepolisian untuk menolong Sukasi, tak disangka keluarga Huang tidak mau membuka pintu rumah, polisi terus menerus menekan bel pintu, setelah lebih dari 1 jam Sukasi menyelinap keluar sambil menangis, bahkan tak sempat memakai sepatu.
Ada tetangga yang mengatakan kepada polisi, beberapa bulan ini seringkali mendengar ada wanita yang mengangis, namun karena merasa ini adalah masalah rumahtangga orang maka tidak berani ikut campur, tak disangka ternyata ada kasus pengurungan TKA, ia melihat Sukasi tidak memakai sepatu, selain itu hanya mengenakan jaket tipis, ia segera masuk kedalam rumah memberikan sepatu dan jaket untuk Sukasi, selain itu ia meminta maaf tidak mengetahui selama ini Sukasi disiksa seperti itu.
Polisi mengatakan, sampai saat ini hanya seorang dari keluarga Huang yang memberikan keterangan di kantor polisi, karena kasus ini sudah masuk proses peradilan, maka tidak bisa mengatakan banyak. Keluarga Huang mengatakan Sukasi TKA yang malas, bahkan tidak bisa masak, keluarga selain harus menjaga ayahnya juga harus menjaga Sukasi, keluarga tidak mengurung ataupun menyiksa Sukasi, ia mengatakan hal ini adalah kolusi antara Depnaker dan kepolisian membuat tuduhan palsu.
Sumber : LTN News
Sukasi mengatakan, keluarga Huang seringkali memukulinya mempergunakan sabuk atau benda benda lainnya, bahkan apabila hewan piaraannya buang kotoran sembarangan ia juga dipukuli, saat ia berteriak kesakitan keluarga Huang malah mentertawakannya, ia bahkan mendapat perlakuan lebih buruk daripada anjing, hp nya juga dirampas tidak bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
Awal bulan Desember, Sukasi tidak tahan lagi, memanfaatkan kesempatan saat membuang sampah, ia meminta tolong rekan senegaranya, pada saat yang sama keluarga Sukasi juga menemukan Sukasi tidak mengirimkan uang dalam jangka waktu yang cukup lama, saat berkomunikasi dengan keluarga tampaknya juga ada keanehan, pemerintah Indonesia setelah mendapatkan laporan segera meminta KDEI untuk meminta bantuan Depnaker Taiwan untuk melakukan pemeriksaan.
Akhir bulan Januari Depnaker bekerjasama dengan kepolisian untuk menolong Sukasi, tak disangka keluarga Huang tidak mau membuka pintu rumah, polisi terus menerus menekan bel pintu, setelah lebih dari 1 jam Sukasi menyelinap keluar sambil menangis, bahkan tak sempat memakai sepatu.
Ada tetangga yang mengatakan kepada polisi, beberapa bulan ini seringkali mendengar ada wanita yang mengangis, namun karena merasa ini adalah masalah rumahtangga orang maka tidak berani ikut campur, tak disangka ternyata ada kasus pengurungan TKA, ia melihat Sukasi tidak memakai sepatu, selain itu hanya mengenakan jaket tipis, ia segera masuk kedalam rumah memberikan sepatu dan jaket untuk Sukasi, selain itu ia meminta maaf tidak mengetahui selama ini Sukasi disiksa seperti itu.
Polisi mengatakan, sampai saat ini hanya seorang dari keluarga Huang yang memberikan keterangan di kantor polisi, karena kasus ini sudah masuk proses peradilan, maka tidak bisa mengatakan banyak. Keluarga Huang mengatakan Sukasi TKA yang malas, bahkan tidak bisa masak, keluarga selain harus menjaga ayahnya juga harus menjaga Sukasi, keluarga tidak mengurung ataupun menyiksa Sukasi, ia mengatakan hal ini adalah kolusi antara Depnaker dan kepolisian membuat tuduhan palsu.
Sumber : LTN News