Breaking News

Erwiana, Mantan TKI Hong Kong yang pernah di Siksa Majikan kini Dapat Beasiswa Kuliah di Jogja


 Masih ingat kasus Erwiana Sulistyoningsih seorang BMI Hong Kong asal Ngawi yang disiksa majikannya di Hong Kong tahun 2014 silam? Kasus Erwiana termasuk yang ramai beritanya di media sosial, media online dan media cetak serta media elektronik saat itu.

Kasus Erwiana bisa terungkap karena postingan di media sosial yang kemudian ditindak lanjuti oleh pihak berwenang. Bukan hanya aparat terkait di Indonesia saja, tapi juga polisi dari Hong Kong sempat datang ke Indonesia menemui Erwiana.

Akhir dari kasus penganiayaan terhadap Erwiana itu bekas majikanya dijatuhi hukuman enam tahun penjara dan denda senilai 15.000 dolar HK atau Rp 24 juta oleh pengadilan Hong Kong pada tahun 2015 lalu.

Kini selain aktif mendampingi dan menjadi konsultan bagi TKI yang mendapatkan masalah, Erwiana Sulistyoningsih (26)juga berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Erwiana merupakan mahasiswi jurusan ekonomi semester VI.

Menjadi mahasiswa dan belajar di perguruan tinggi adalah cita-cita Erwiana yang terpendam sejak lama. Setelah lulus SMA pada 2010, ia berkeinginan melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun, karena saat itu orang tuanya tidak memiliki biaya, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja di Jakarta.

Saat itu, ia bekerja di sebuah restoran di Jakarta. Rencananya, sambil kerja ia melanjutkan kuliah.
“Saat itu, ingin mengambil kuliah malam. Tetapi, kata pemilik restoran tidak bisa, akhirnya saya mengurungkan niat saya,” jelas Erwiana sebagaimana dilansir Madiunpos,com, Ahad, (26/02/2017).

Akhirnya Erwiana memantapkan niat untuk menjadi TKW ke Hong Kong. Namun ia mengalami penganiayaan oleh majikannya. Aksinya melaporkan kasus penganiayaan itu ke aparat berwajib dianggap berani oleh publik hingga banyak orang bersimpati kepadanya.

Bagaimana ceritanya Erwiana bisa kuliah di Yogya?

Suatu hari, ada seseorang dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta datang ke rumah dan menawarkan beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi itu.
“Sebenarnya saat itu ada beberapa perguruan tinggi yang menawari kuliah, namun karena berbagai pertimbangan saya memilih di Universitas Sanata Dharma,” kata putri dari Rohmad dan Suratmi ini.

Selain mendapat beasiswa, Erwiana juga mendapat biaya bulanan untuk mencukupi kebutuhan makan dan tempat tinggal.

Erwiana bercerita dirinya juga berjualan pakaian secara online di sela aktivitas kuliah dan berkegiatan sosial di Keluarga Besar Buruh Migran Indonesia (Kabar Bumi).
“Ini untuk memenuhi kebutuhan hidup di Jogja,” ujarnya.

Erwiana berharap peristiwa mengerikan yang menimpa dirinya bisa menjadi pelajaran bagi TKI yang bekerja di luar negeri. Dia berharap kasus tersebut tidak terjadi pada tenaga kerja lainnya.

Menurut dia, menjadi TKI merupakan pilihan hidup setiap orang. Tetapi, dia menyarankan sebelum berangkat ke luar negeri supaya calon TKI bisa membekali diri dengan berbagai pengetahuan hukum di negara yang akan dituju.

“Pemahaman hukum sangat penting supaya ketika terjadi pelanggaran-pelanggaran, seorang TKI bisa melaporkan ke pihak berwajib. Dan hak-hak yang harus diberikan bisa terpenuhi,” tandas dia.
Sumber:JBMI