Breaking News

Tersangka Serangan MTR Hong Kong dituntut Melakukan Pembakaran

Image may contain: one or more people, people standing and fire
Hong Kong-laki-laki berumur 60 tahun dituntut melakukan pembakaran dalam serangan bom molotov yang menakutkan pada hari Jumat (10/2/2017) malam lalu di kereta bawah tanah MTR yang menyebabkan 19 orang luka-luka.

Tersangka bernama Cheung Kam-fai, tidak dijadwalkan hadir di Pengadilan Kowloon City ketika kasus ini disidangkan pada Senin (13/2/2017), demikian dikatakan polisi. Ia ditangkap hari Jumat menyusul insiden yang terjadi pukul 19.14 ketika kereta melakukan perjalanan dari Admiralty menuju stasiun Tsim Sha Tsui.

Juru bicara pemerintah Hong Kong, Minggu (12/2/2017) mengatakan bahwa tiga orang – yang terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki – masih dalam kondisi kritis dengan luka bakar serius. Mereka mendapat perawatan di Rumah Sakit Prince of Wales, Queen Elizabeth dan Queen Mary.

Juru bicara tersebut mengatakan tidak bisa memberikan rincian kondisi sejumlah penumpang terluka lainnya, tetapi dipastikan bahwa setidaknya sembilan orang telah dipulangkan dari rumah sakit saat jam makan siang pada Sabtu (11/2/2017).

Korban termuda dari serangan tersebut adalah Audrey Ko yang berusia 15 tahun, siswa Form Four di Co-educational College St Paul, yang mengalami luka bakar di kakinya.

Dukungan dan kata-kata penghiburan untuk Ko terus berdatangan pada Minggu kemarin. Seorang teman sekelasnya yang mengunjunginya di rumah sakit, membawa kartu ucapan dari teman-teman lainnya yang masih syok atas insiden tersebut.

“Kami berharap bahwa Audrey bisa segera sembuh dan bertahan untuk saat ini,” katanya kepada wartawan, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Satu keranjang berisi kumpulan bunga dan ditandatangani oleh warga juga dikirim untuk Ko pada Minggu, dengan kartu yang bertuliskan: “Adik kecil, segera sembuh.”

Stasiun Tsim Sha Tsui dibuka kembali pada Sabtu pagi. Layanan MTR berjalan normal di Jalur Tsuen Wan ketika banyak orang yang bepergian untuk menonton Marathon Standard Chartered Hong Kong pada Minggu pagi.

Juru bicara MTR Corp mengatakan akan terus membantu penyelidikan polisi terkait serangan hari Jumat. MTR Corp berharap dapat menyerahkan laporan awal mengenai insiden tersebut kepada pemerintah dalam waktu satu bulan.

Berita Terkait:MTR Hong Kong TERBAKAR Ulah Oknum Bakar Diri

Dia mengatakan kereta yang mengalami serangan bom molotov itu kini berada di depot dan tidak dioperasikan.

Serangan itu memicu kekhawatiran tentang keamanan jaringan kereta api di kota hutan beton itu, terutama setelah terungkap bahwa hanya setengah dari armada kereta yang memiliki kamera CCTV, di mana sejumlah kereta baru yang dilengkapi dengan sistem tersebut siap dioperasikan pada 2018.

Sudah 13 tahun sejak kereta bawah tanah Hong Kong mengalami teror serupa seperti yang terjadi dalam serangan hari Jumat.

Pada 2004, 14 orang luka-luka di kereta ketika seorang lelaki lanjut usia mulai memicu kebakaran dengan menggunakan thinner dan bahan bakar gas cair. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sumber:SuaraHK