Rosidah, TKW Berprestasi di Luar Negeri Dari Indramayu
Namanya mungkin belum banyak yang kenal, apalagi dia berada di luar
negeri sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong. Tapi jangan disangka dia
merupakan salah satu TKW berprestasi dari Indramayu yang bekerja di
luar negeri.
Dia adalah Rosidah, wanita kelahiran Indramayu 16 Desember 1991,
anak dari bapak Musa dari Cirebon dan Ibunya Dariyah dari Indramayu.
Saat usianya sembilan tahun dan adiknya berusia lima tahun bapak sudah
dipanggil Sang Pencipta. Pada saat itu dia masih duduk dibangku kelas 4
SD, dan ibunya memboyong dia dan adiknya ke Indramayu.
Waktu bapaknya masih hidup mereka serba kecukupan, namun setelah
bapaknya meninggal semuanya berubah total dan ibunya yang harus
menafkahi dia dan adik dia. Meskipun ibu menikah lagi, tetapi tetap saja
ekonomi keluarganya tidak mencukupi dan dia pun meminta izin keluarga
untuk tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SD.
Namun demikian, Rosidah tidak berhenti untuk terus belajar dan belajar
lagi. Dia suka membaca dan menggambar, dan tidak pernah terpikir olehnya
menjadi seorang penulis. Hingga pada akhirnya setelah dia bekerja di
Jakarta selama 3 tahun di daerah Mampang, dia terpikir untuk pergi
keluar negeri waktu itu umurnya masih berusia 16 tahun dan pemikirannya
sudah memikirkan masa depan.
Pada umur 16 tahun itu dia mulai mencintai dunia tulis menulis, waktu
itu dia bekerja di Singapura. Namun, waktu itu dia belum mengenal
tentang dunia dunia sastra dan sebagainya. Dia suka mengarang cerita,
bahkan perjalanan hidup dia pun dia tulis dalam sebuah diary.
Dia pun tidak paham apa itu sosial media, baru menggunakan facebook pada
tahun 2011 itu pun saat dia bekerja di Hong kong dan masih bingung
menggunakannya.
Baru pada tahun 2014 dia mencoba mendalami dunia literasi dengan
teman-teman Komunitas Penulis Kreatif yang didirikan oleh Bapak Jumary
Kohar dan Bapak Adrie Noor, dari beliaulah akhirnya berdiri Komunitas
Penulis Kreatif Hong kong.
Sebanarnya dia tidak percaya diri menjadi penulis, karena dia hanya
lulusan SD. Namun, gurunya yang bernama Pak Adrie selalu memberi
semangat bahwa menjadi seorang penulis tidak harus lulusan perguruan
tinggi atau memiliki ijazah jurusan sastra.
Pada saat itu dia memberanikan diri dan mulai percaya diri untuk tampil
di depan publik, meskipun dia masih baru dalam dunia literasi dia tetapi
sudah mengikuti ajang kepenulisan di Hong kong dan hasilnya
menggembirakan Rosidah mendapat peringkat ke-10.
Pada tahun yang sama pula, cerpen "Dia Mantanku" berhasil
memenangkah penghargaan sebagai view terbanyak di Blog KPKers, dia tidak
percaya bahwa tulisannya bisa mengalahkan penulis lainnya. Karena dia
sadar siapa dirinya dan siapa lawan dia.
Pada tahun 2015, cerpen dia yang berjudul "Sebiji Kurma" bahkan masuk
peringkat ke-3.
Rosidah sebenarnya malu bersanding dengan penulis papan atas yang ada di
Hong kong. Dia selalu menutup diri, karena teman-temannya itu semua
anak kuliahan di Hong kong. Tapi dia tidak menyalahkan siapa pun tentang
identitasnya, ketika orang bertanya pendidikan dia jawab apa adanya.
Masih pada tahun yang sama karyanya yang berjudul "Nyai Ronggeng"
terpilih dan masuk 9 besar dalam lomba yang diadakan oleh Penerbit
Dinda dan pada akhir tahun karyanya yang berupa cerpen lolos seleksi
dengan judul "Ummi Guru Ngajiku" masuk lima besar.
Dunia literasi di Hong kong itu sangatlah dihargai, sepertinya hanya dia
yang lulusan SD berani terjun menggelutinya. Kerena kebanyakan tidak
menyukai, tapi tidak dengan dia. Pada tahun 2016 dia mencoba untuk
mengirim karya ke Bilik Sastra The Voice Of Indonesia.
Dia tahu lawannya adalah mereka yang kuliahnya di luar negeri semua
seperti, Turki, Taiwan, Hong kong.
Hanya dirinya yang lulusan SD, dan dia hanya berusaha dan berpasrah
diri. Jika karyanya bisa masuk ke Bilik Sastra adalah sebuah kesempatan
untuk dia memotivasi siapa pun, bahwa untuk menjadi seorang penulis
tidak harus mempunyai pendidikan tinggi. Tapi, jika tidak masuk berarti
dia harus belajar lagi.
Masih di tahun yang sama, dia mengikuti lomba blogger. Pesertanya yang
ikut lomba adalah mayoritas para legenda sastrawati yang ada di Hong
kong dan ada juga jurnalis mengikuti lomba blogger yang diadakan oleh
Pak Johanes Arifin Wijaya di Galery Bank BNI Hong kong.
Sebenarnya Rosidah takut untuk mengikuti lomba tersebut, tapi dia mencoba dan akhirnya tulisan yang berjudul "Ego Dan Masa Depan" masuk tiga besar. Semua orang bertanya-tanya, siapa itu Rosidah?. Mereka tidak tahu siapa dan tidak ada yang tahu dirinya.
Walaupun dia jarang memposting tulisannya. Tetapi dia tiba-tiba menerbitkan buku antologi bersama teman komunitas yang berjudul "Misterios Traveling" dan
sudah dicetak 3 kali, Alhamdulillah dan pada tahun ini 2017 dia tidak
menyangka dan tidak menduga, karya dia yang berjudul "Biarkan Dia
Bernapas" masuk dalam Bilik Sastra, seperti diungkap kepada Blogger
Mangga.
Setiap penulis di luar negeri mengharapkan karyanya bisa masuk ke Bilik
Sastra, begitupun dirinya. Dia mengakui selalu ada rasa takut bersanding
dengan mereka. Karena dia harus berdiri sejajar dengan penulis yang
sudah berpengalaman dalam dunia literasi.
Ini baru tahap awal, dia harus dan melalui proses vote dan tahap
selanjutnya. Dia harap warga Indramayu berkenan mendukung dia dan
mendoakan agar bisa melalui proses tahap selanjutnya. Pesan Rosidah
kepada Blogger Mangga, “jangan pernah berhenti berharap we don't know
what happen in the future, keep praying and trust to Allah. Believe me,
you can do it”.