Breaking News

TKI Singapura Bunuh 2 Majikannya lalu Kabur


Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menjadi tersangka pembunuhan dua majikannya di Singapura. Usai membunuh pasangan lanjut usia (lansia) tersebut, tersangka melarikan diri ke Indonesia.

Pembunuhan terjadi pada hari Rabu di flat Bedok, Singapura. Menurut laporan The Straits Times, Jumat (23/6/2017), tersangka yang diketahui bernama Khasanah, 41, diduga telah membeli tiket ke Indonesia untuk melarikan diri.

Khasanah diduga memiliki dua lokasi tujuan pelarian. Yakni, ke Batam dan kemungkinan lain ke Tanjungbalai.

Kedua korban diketahui bernama Chia Ngim Fong, 79, dan istrinya Chin Sek Fah, 78. Tersangka telah tinggal dengan pasangan lansia itu di flat eksekutif lima kamar di Block 717, Bedok Reservoir Road, sekitar sebulan.

Jasad kedua korban ditemukan di flat lantai dua pada hari Rabu. Chia ditemukan di kamar tidur utama dengan noda darah di tubuhnya. Sedangkan jasad istrinya ditemukan dengan luka di lehernya. Keduanya diikat dengan rafia.

Seorang anggota keluarga, yang diyakini sebagai cucu pasangan itu, telah menghubungi polisi. Penyelidik polisi, yang berada di tempat kejadian lebih dari 12 jam, telah mengambil tiga pisau dari saluran pembuangan di flat tersebut pada Rabu malam.

Anggota keluarga yang menunggu di tangga menangis keras saat kedua jasad korban dibawa melewati mereka dan dibawa pergi sekitar pukul 23.00 malam.

Kepolisian Singapura telah menghubungi pihak kepolisian Indonesia untuk membantu penyelidikan. Tersangka diyakini merupakan PRT yang dipekerjakan oleh Sun Employment Agency. Agen PRT itu milik putra pasangan korban, yang juga tinggal di flat tersebut.

 Agen tersebut tutup pada hari Kamis kemarin, yang menurut agen-agen lain, merupakan hal yang tidak biasa. ”Mereka biasanya buka setiap hari, dan bisnis mereka bagus,” kata Liew Peh Ling, 28, yang bekerja di Sin Yuan Resources.

Manajer agen lain, yang menolak disebut namanya, mengatakan bahwa tidak mengherankan jika pemilik agen menyewa pembantu mereka sendiri di rumah mereka.

Beberapa tetangga menggambarkan pasangan tersebut sebagai orang yang ramah dan penuh kasih. Korban pria dikenal memiliki masalah mobilitas dan memerlukan tongkat setelah mengalami stroke baru-baru ini.

Menurut catatan Accounting and Corporate Regulatory Authority, pasangan tersebut memiliki 747 Department Store dari tahun 1977 sampai 1990. Mereka kemudian mengelola tiga toko yang menjual sepatu, produk kecantikan dan barang lainnya sampai tahun 2000.

Investigasi polisi saat ini sedang berlangsung.
Sumber:sindonews