Breaking News

Ribuan Orang Warga AS Gelar Unjuk Rasa Dukung Hak-hak LGBT


Washington - Puluhan ribu orang diWashington DC, LosAngeles, dan kota-kota besar Amerika Serikat lainnya turun ke jalan untuk menuntut pemerintah Amerika,untuk lebih memperhatikan hak-hak kaum LGBT.
Demonstrasi ini dianggap sebagai salah satu yang terbesar semenjak menjabatnya Presiden Donald Trump mulai saat ini.

Sebagian besar pengunjuk rasa meyakini bahwa mereka saat ini mendapat ancaman dari pemerintahan baru yaitu Donald Trump.
Pihak penyelenggara mengatakan belasan kota di AS juga akan menggelar unjuk rasa serupa.


Penghormatan terhadap perkawinan sejenis dianggap tidak mendorong banyak orang berubah dalam memandang keberadan kaum LGBT. (AFP)
Unjuk rasa ini berlangsung hampir setahun sejak kasus penembakan di sebuah klub malam gay di Florida, AS yang menewaskan 49 orang.
Di Washington DC, demonstrasi diawali dari pusat kota, lalu melalui depan Gedung Putih dan berlanjut ke National Mall.
Orang-orang dari California, Colorado dan Kentucky memegang poster, spanduk dengan tulisan seperti 
"Make America Kind Again", "Remember Pulse" dan "We Are Human"
.

"Kami di sini untuk menunjukkan siapa kami dan patut diperhitungkan," kata Daniel Dunlop dari Atlanta, yang berada di sana bersama pasangannya, Leonard dan orang tua Leonard.

"Ada retorika bermusuhan dari Gedung Putih dan kami tidak menyukainya."
Ernie Emirich, dari Washington, mengatakan bahwa hak-hak mereka saat ini dalam ancaman.

"(Presiden Trump) mengaku sebagai kawan komunitas kami, tetapi tindakannya menunjukkan bahwa dia memusuhi kami."

Tetapi tidak semua peserta unjuk rasa terlibat aksi ini karena terkait kebijakan Presiden Trump. (AFP)
"Saya seorang lesbian dan saya ingin mendukung hak kaum gay dan transgender," kata Ione Martin.

"Sikap benci dan praktik intoleransi masih ada. Kita memiliki persamaan dalam soal perkawinan, tapi itu tidak mengubah sikap semua orang."
Gedung Putih diminta untuk menanggapi masalah yang diangkat oleh pengunjuk rasa, tetapi tidak menanggapinya bahkan sampai saat ini presiden Trump pun enggan menjawab ya , seakan-akan pemerintah tidak menaggapi pengunjuk rasa.