Breaking News

Terlantar Ditinggal Ibu Ke Luar Negeri, R Dipelihara Negara Usai Mencuri Solar dan Bakar Temannya


Sebuah kisah menyedihkan terjadi di daerah Muncar Banyuwangi. R bocah kecil yang usianya baru 14 tahun harus berurusan dengan unit rehabilitasi anak dinas sosial Banyuwangi. Pasalnya, R ditangkap polisi usai melarikan diri sehabis membakar teman sepermainannya JR (13) karena R mengetahui aksi JR mencuri solar di perahu salah satu nelayan yang diparkir di Muncar Banyuwangi pada Kamis (28/07) silam.
Kejadian ini baru terungkap ke media setelah beberapa awak media lokal yang mendapat informasi perihal terlantarnya penanganan medis kepada JR dan kebingungan masyarakat terhadap ulah R sehari-hari yang dikenal sebagai anak dengan sosok anti sosial.

Ibunda JR menuturkan kronologi kejadian yang menimpa anaknya pada akhir bulan silam. R sempat terlantar pengobatannya lantaran ketiadaan biaya. Hingga, usai berobat alakadarnya dari puskesmas Muncar beberapa saat setelah kejadian, sampai awal bulan Agustus ini, luka yang dialami JR tak kunjung mendapat kesembuhan. Hal ini memicu keprihatinan warga sekitar.
Setelah kabar ini didengar oleh awak media, barulah bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turun tangan.  Kehidupan Karni yang selama ini tidak memiliki dokumen kependudukan seperti KTP, KK, akta kelahiran hingga surat keterangan tidak mampu, akhirnya tertangani. Anas memerintahkan dinas sosial dan dinas kependudukan untuk berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan tempat mereka tinggal.
“Namun saya menekankan, prioritaskan perawatan korban terlebih dahulu, urusan administrasi kependudukan bisa diselesaikan sambil berjalan” terang anas di hadapan awak media pada Rabu (09/08) di Banyuwangi.


Sedangkan R, yang sempat melarikan diri usai menyiram JR dengan solar kemudian membakarnya berhasil ditemukan oleh persinol kepolisian Resort Banyuwangi. Dan selanjutnya, karena masih anak-anak, R diserahkan polisi ke Unit rehabilitasi anak Dinas Sosial Banyuwangi. Di tempat ini, R sempat melarikan diri dengan cara membobol atap plafon ruangan tempatnya ditahan. Namun, setelah dilakukan pencarian, R ditemukan tidak jauh dari lokasi.
Menurut penuturan beberapa tetangga, R nasibnya juga memilukan. R belum pernah melihat wajah ibunya sebab sejak saat R masih belajar berjalan, R harus hidup dengan neneknya yang serba kekurangan ekonominya. Hingga sekarang, tidak satupun ada yang mengetahui dimana ibunya R. Sedangkan bapaknya, telah menghilang sejak R masih dalam kandungan. R merupakan anak yang memiliki kebutuhan khusus. R menderita gangguan tunawicara (bisu), sehingga akibat kondisi tersebut, R sama sekali tidak pernah mengenyam bangku sekolah.


Neneknya R kondisinya telah renta. Tidak mampu lagi bekerja. Tidak pernah ada bantuan yang diterima R dan neneknya selama ini kecuali dari tetangga.
“R itu kasihan sekali. Dia anak yang kurang perhatian. Mesakne mas, tidak ada yang mendidik, sudah gitu kondisinya bisu. Ibunya dulu pamit ke Malaysia, tapi sampai sekarang tidak pernah ada kabarnya. Bapaknya juga tidak jelas pergi kemana. Wong saat melahirkan R saja, bapaknya juga sudah tidak ada kabarnya” aku tetangga yang wanti-wanti untuk disembunyikan jatidirinya.
Kejadian tersebut, telah membuka mata pemerintah Banyuwangi. Bupati Anas, menyatakan akan mengurus seluruh keperluan hidup kedua bocah ini.

 Mereka akan dipelihara negara. Mulai dari tempat tinggal, kesehatan, hingga pendidikan yang menjadi hak setiap warga negara. Terutama R, yang nyaris hidup tanpa siapa-siapa” aku Anas.
Warga dilingkungan JR dan R bersyukur dan ikut berbahagia dengan terurusnya kedua bocah ini. Sebab, menurut pengakuan mereka, sudah sejak lama lingkungan mengusulkan agarr kedua bocah ini mendapat bantuan negara. Tapi usulan itu selalu tidak membuahkan hasil.

Sumber:ApaKabarPlus