Breaking News

Menelusuri rute masuk ratusan TKI yang bekerja di Inggris

Rombongan pekerja domestik J4DW
Rombongan pekerja domestik mengikuti tur yang diadakan oleh asosiasi mereka, J4DW, ke Norfolk.

Sekitar 70 tenaga kerja asing sektor domestik mengikuti tur untuk menggalang dana bagi organisasi mereka, J4DW atau Justice For Domestic Workers, yang berbasis di London.
Wisata ke kawasan pantai Norfolk digelar pada Minggu (29/05) bertepatan dengan hari libur mereka dengan menumpang bus, sekitar 2,5 jam dari London ke arah timur laut. Mayoritas peserta adalah tenaga kerja dari Indonesia dan Filipina. Ada pula sejumlah pekerja domestik dari India dan
Nepal.
Pekerja domestik
Hari minggu biasa menjadi hari libur bagi pekerja domestik
Tak seperti Filipina, India atau Nepal, Indonesia secara resmi tidak menjadikan Inggris sebagai tujuan pengiriman tenaga kerja, meskipun jelas di negara ini ada permintaan akan jasa pekerja domestik.
"Sebagian besar mereka datang bersama majikan dari negara-negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Bahrain, Kuwait. Ada juga yang datang dari Singapura dan negara-negara lain. Pokoknya kebanyakan mereka datang ke sini bersama majikan, ada yang berlibur dan ada majikan yang mendapat tugas di sini juga," kata Nuraeni Abdulsalam, ketua bagian keuangan J4DW.
Nuraeni sendiri masuk ke Inggris karena dibawa majikan Arab Saudi yang berlibur di London pada 2008 silam. Bertemu dengan sejumlah pekerja domestik lain ketika mengajak anak-anak majikan bermain ke taman, ia memutuskan kabur setelah paham kondisi kerja di ibu kota Inggris jauh lebih baik dibandingkan di Saudi.

Lain lagi kisah Wati yang juga saya temui dalam rombongan wisata J4DW ke Norfolk ini. Ia sebelumnya bekerja di Singapura, salah satu negara tujuan pengiriman TKI.
"Mula-mulanya saya ke sini cuma jalan-jalan, terus ada keluarga ini yang berminat dengan saya. Saya interview dari Singapura ke sini. Cuma saya tak mau live in, saya mau live out, kerja lima hari dari jam 09.00-17.00. Cuma karena mereka mau punya anak, dia bilang 'bisa tak kerja live in. Saya bilang 'saya cobalah," tutur Wati, seorang ibu yang bekerja untuk majikan di kawasan elite Notting Hill, London barat. Live in yang dimaksud perempuan kelahiran Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta itu adalah tinggal bersama majikan, adapun live out adalah tak tinggal bersama majikan.



Suami
Suami-suami pekerja domestik turut mendampingi mereka berwisata

Itulah sebagian pilihan yang tersedia bagi pekerja domestik di Inggris yang sebenarnya bukan tujuan pengiriman tenaga kerja Indonesia. Namun seperti dijelaskan oleh Nuraeni dan Wati, ada banyak jalan untuk mengisi lowongan sektor domestik.
Data Kementerian Dalam Negeri Inggris (Home Office), yang antara lain mengurus tenaga kerja asing, menunjukkan sekitar 17.000 pekerja domestik asing diberi visa kerja pada 2015, namun tidak secara khusus disebutkan berapa jumlah mereka yang berasal dari Indonesia.
Mayoritas visa pekerja domestik asing diberikan kepada mereka yang bekerja untuk keluarga dari negara-negara Teluk, dengan kelompok terbesar majikan Saudi dan Uni Emirat Arab.
Rute masuk tenaga kerja Indonesia ke Inggris ini tidak berbeda dengan ketika BBC Indonesia menurunkan laporan khusus tentang mereka pada 2010.
Fakta itu juga dikukuhkan oleh Catherine Kenny dari Kalayaan, LSM yang membantu pekerja domestik asing, bahwa sebagian besar TKI masuk ke Inggris karena dibawa majikan dari kawasan Teluk.
KBRI London
Tidak semua pekerja indonesia mendaftarkan diri di KBRI



Namun tidak semua dari mereka mendaftarkan diri di KBRI London sebagai perwakilan pemerintah Indonesia.
"Angka jelasnya tidak ada, tapi rata-rata tenaga kerja yang masuk ke sini ada lapor dirinya. Jadi merka diwajibkan untuk melapor diri, minimal jika ada hal-hal yang memerlukan bantuan, mereka bisa langsung menghubungi kami," kata Eka Aryanto Sutjipto, Minister Counsellor KBRI di London dalam wawancara dengan wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir.
Ia lantas mengutip data anggota INDUK, organisasi pekerja domestik Indonesia di bawah naungan KBRI London, yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Diakuinya pula tak semua TKI masuk ke dalam INDUK.
Di samping jumlah itu, ditaksir masih banyak lagi pekerja domestik Indonesia di Inggris yang tidak terdaftar, antara lain karena mereka takut melaporkan diri karena tidak punya dokumen, atau tidak tahu prosedur yang mesti dilalui.
Kendati demikian, mereka bisa bekerja secara gelap dan bisa pula bergabung dalam acara tur seperti wisata ke Norfolk bersama para tenaga asing dari banyak negara.
Menjelang peringatan Hari Pekerja Domestik Internasional pada 16 Juni, BBC Indonesia menurunkan laporan khusus tentang TKI di Inggris; di BBCIndonesia.com mulai Kamis (09/05) dan di Radio BBC Indonesia mulai Senin (13/06) siaran pukul 06.00 WIB.

Sumber:BBC Indonesia