Breaking News

TKW Hong Kong yang Jualan, Terancam Denda dan Penjara

Image title

Hong Kong-Pemerintah Hong Kong kerap sekali mengingatkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong agar tidak berjualan. Bagi yang melanggar aturan ini, terancam hukuman yang cukup berat.
Menyadari bahwa TKI banyak yang menghabiskan libur hari Minggu di Victoria Park, Pemerintah Hong Kong pun memasang pengumuman di tengah Victoria Park yang berisi larangan berjualan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
“Dilarang berjualan. Seluruh pelanggaran akan dihukum,” demikian bunyi pengumuman tersebut.
“Berdasarkan pasal 41 Peraturan Keimigrasian (Cap. 115) seluruh pelanggaran ijin tinggal akan dinyatakan bersalah dan dituntut membayar denda sebesar HK$ 50.000 dan hukuman penjara selama dua tahun.”
“Barangsiapa menjajakan atau melakukan jual beli barang dagangan secara ilegal akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Hong Kong. Jangan pertaruhkan masa depanmu,” demikian isi pengumuman tersebut.
Tak hanya papan pengumuman, kadang petugas Departemen Leisure and Cultural Services berkeliling Victoria Park, membagi-bagikan selebaran dalam bahasa Indonesia dan Inggris mengenai larangan berjualan serta ancaman hukuman jika aturan ini dilanggar, seperti yang dilakukan bulan Mei lalu.
Sesuai visa dan kontrak kerja BMI, selama di Hong Kong mereka hanya boleh bekerja sebagai domestic helper atau Pembantu Rumah Tangga (PRT).
Namun masih ada sejumlah BMI yang berjualan tiap hari Minggu di Victoria Park. Yang dijajakan bervariasi, mulai dari makanan, minuman, baju, sepatu anak, hingga aksesoris telepon genggam dan pulsa.
Salah seorang BMI yang ditemui SUARA (Salah satu media berbahasa Indonesia di Hong Kong) beberapa waktu lalu, saat tengah berjualan makanan dan minuman mengaku tahu ada larangan dan pembagian selebaran tersebut. Namun ia tetap nekad berjualan demi mencari uang tambahan.
“Saya dari tahun 2000 berjualan di Victoria Park belum pernah tertangkap. Mudah-mudahan jangan sampai,” kata ibu anak dua asal Ngawi itu.
Ia mengaku mendapat keuntungan yang lumayan dari hasil dagangannya yang dipakainya untuk membeli pulsa untuk menelepon keluarganya. “Jadi gaji saya tetap utuh dan bisa dikirim ke rumah,” sahutnya.

Sumber:SuaraHK