Bocorkan data nasabah, 29 staf dari 5 lembaga keuangan di Hong Kong ditahan
Pernah bingung kenapa tiba-tiba ditelepon ditawari pinjaman macam-macam? Mungkin data kita bocor dari teman atau ... dijuali oleh staf bank yang korup!
Sekitar 29 staf dan mantan staf dari 5 lembaga keuangan di Hong Kong ditahan polisi setelah terbukti membocorkan data nasabah mereka. Para tersangka tersebut berasal dari 4 bank dan 1 lembaga keuangan ternama di Hong Kong.
Komisi pemberantasan korupsi Hong Kong yang biasa dikenal dengan sebutan ICAC, Senin, (12/11/2016) mengumumkan bahwa para tersangka tersebut telah keluar dari tahanan dengan jaminan namun investigasi kasus ini terus berlangsung atas tuduhan terlibat kasus penyuapan untuk membocorkan data rahasia nasabah.
ICAC menyatakan kelima lembaga finansial di mana para tersangka pernah dan sedang bekerja saat ditahan tersebut, telah menyatakan bersedia bekerjasama sepenuhnya dengan para penyelidik.
Media Hong Kong Coconuts melaporkan, penangkapan para tersangka ini dilakukan tak lama setelah staf dari Bank DBS di Singapura ketahuan berusaha menyuap manajer mereka untuk mendapatkan data nasabah, berupa nama dan kontak pribadi lainnya. Data-data tersebut kemudian digunakan untuk marketing penawaran pinjaman.
“DBS Hong Kong sangat serius mengatasi kejahatan kriminal keuangan, dan kami akan bekerjasama sepenuhnya dengan semua aparat hukum dalam investigasi mereka. Termasuk memberitahu aparat jika kamu mengetahui hal-hal yang diperlukan,” kata DBS dalam pernyataan pers mereka.
Namun DBS Hong Kong menyatakan bahwa berita-berita tentang bocornya data keuangan nasabah mereka untuk digunakan dalam upaya marketing pinjaman di berbagai media Hong Kong tak sepenuhnya benar, dan mereka menolak berkomentar lebih lanjut tentang itu.
Kasus bocornya data nasabah bank ini mulai terkuak setelah ada laporan dugaan korupsi di beberapa bank di Hong Kong, di mana 3 manajer serta 18 sales bank tersebut ditahan. Para tersangka menurut ICAC berasal dari 3 bank yang berbeda di Hong Kong, dan ditahan akibat terbukti menjuali data nasabah kepada bisnis-bisnis penawaran pinjaman.
Sumber: SuaraHK