Breaking News

Mantan TKI Ini Sukses Berbisnis Keset Berkat Modal dari Bank Jatim Blitar

Agung Pamuji menunjukkan keset hasil produksinya (Foto: Aunur Rofiq/ BlitarTIMES)Rumah mana yang tak memiliki keset kaki? Rasanya susah menemukan rumah yang tak memiliki kain untuk pembersih kaki tersebut. Peluang itulah yang digarap oleh Agung Pamuji (40), warga Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Mantan TKI ini adalah salah satu produsen keset kaki di Blitar Raya. Agung mulai membuka usaha ini pada tahun 2007 setelah ia keluar dari pekerjaanya sebagai karyawan Perusahaan Air Minum Mineral. Insting tajamnya mampu mengubah limbah bekas karpet mobil menjadi keset bernilai jual tinggi.


“Saya meyakini jika usaha ini bakalan sukses, saya tekuni dan selepas resign dari perusahaan saya  sempat cari modal jadi TKI ke Arab namun gagal dan hanya pulang bawa uang Rp 3 juta. Duit 3 juta itu saya gunakan sebagai modal untuk usaha keset skala kecil,” kata Agung kepada BLITARTIMES, Jumat (20/1/2017)

“Saya meminjam modal angsuran secara bertahap sampai Rp 50 juta dengan bunga 0,7 persen per bulan. Saat ini permodalan yg saya peroleh dari  Bank Jatim Cabang Blitar adalah rekening Koran agar usaha saya semakin besar,” tukasnya.

Agung tidak menyangkal, usahanya sukses berkat Bank Jatim Cabang Blitar. Selain bantuan permodalan, Bank Jatim Cabang Blitar juga banyak membantu pemasaran produknya melalui pameran.

Menurut Agung, kredit di Bank Jatim Cabang Blitar bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan usaha sehingga nasabah tidak merasa terbebani. Bank Jatim adalah partner yang baik.

Usaha yang dijalankannya ini juga dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar, saat ini tak kurang ada sekitar 70 karyawan yang bekerja di tempatnya. Mayoritas yang bekerja adalah warga asli Minggirsari yang mempunyai skill menjahit karena pengerjaannya dengan bantuan mesin jahit.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Bank Jatim Cabang Blitar, Theresia Wiwin Ermawati mengatakan Bank Jatim sangat peduli dengan kemajuan UMKM dan ikut mendukung usaha pelaku UMKM melalui permodalan dan jasa-jasa  perbankan lainnya untuk memudahkan transaksi-transaksi bisnisnya.

“Perhatian juga kami dilakukan melalui program pendampingan sehingga UMKM siap dalam menghadapi MEA, mampu berinovasi menjadi pelaku usaha yang kreatif, bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya, terutama dapat membantu mereka yg berkebutuhan khusus agar bisa produktif dan berdaya guna,” pungkasnya.

Sumber:JatimNews