Breaking News

Hati-Hati Investasi Bodong

http://mengelolakeuangan.com/wp-content/uploads/5-tips-tangkal-investasi-bodong-2.png
 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diminta berhati-hati saat berinvestasi. Belum lama ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis beberapa daftar 80 perusahaan investasi yang tidak terdaftar dan di bawah pengawasan OJK, alias investasi bodong.

Ditengarai dari 80 perusahaan investasi abal-abal tersebut, setidaknya dua sudah masuk ke Hong Kong. Yaitu Q Net International Ltd dan PT Compact Sejahtera Group (Compact 500).

“Yang sudah terconfirm memang dua perusahaan itu karena sudah ada laporan. Kalau yang lain masih kita telusuri modusnya,” kata Konsul Kejaksaan Sri Kuncoro kepada SUARA, Kamis (2/2/2017).

Beberapa bulan lalu, di Hong Kong dicurigai ada investasi yang menawarkan return (pengembalian keuntungan) tinggi, yaitu 25 persen per bulannya, atau setara dengan 300 persen per tahunnya. Sayangnya, sudah ada sejumlah BMI yang mengirimkan uang ke rekening milik X di Indonesia yang menawarkan investasi yang tak lazim ini. Hal ini terlacak dalam laporan transaksi BNI Causeway Bay, Hong Kong.

BNI mencatat selama Januari-Agustus 2016 ada 25 transaksi pengiriman uang ke rekening milik X lewat counter BNI mulai Rp 1 juta-38 juta. Ini belum termasuk transaksi lewat ATM yang tidak terdeteksi.

General Manager BNI Remittance Hong Kong Eko Kristianto, Jumat (27/1/2017) mengatakan dalam hal ini BNI wajib memitigasi transaksi mencurigakan tersebut, dengan mengecek nama pemilik rekening itu, tapi belum sampai tahap melaporkan pemilik rekening atau meminta cabang untuk menutup rekening tersebut.

Kini sudah tidak ada nasabah yang mentransfer ke rekening tersebut lewat counter. Pasalnya, tiap kali ada nasabah ingin mentransfer ke rekening itu, Eko akan mengajukan pertanyaan dan memberi pengertian sehingga akhirnya mereka tidak jadi transaksi.

Dalam daftar yang dikeluarkan OJK, Q Net dan Compact 500 masing-masing berada di nomor 58 dan 76. Disebutkan Q Net yang beralamat di Depok, Jawa Barat ini melakukan transaksi jenis uang di mana nilai minimal investasi Rp 1,4 juta dengan deviden Rp 1 juta setiap merekrut satu orang baru.

Sedangkan Compact 500 beralamat di Jalan Raya Mercedes Benz RT 001/003 No. 168, Ciracas, Gunung Putri, Bogor juga bergerak di bidang investasi uang.

Daftar lengkap 80 perusahaan investasi bodong bisa dilihat di link OJK: http://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/Alertportal/negative.

Teliti sebelum membeli
Konsul Sri mengingatkan agar teliti sebelum membeli produk investasi. “Orang cari untung boleh tapi segala sesuatu itu harus kemudian dipikirkan masak-masak. Artinya secara logika masuk akal nggak? Kan ada yang kalau dihitung itu satu bulannya dia bisa (untung) 30 persen. Bagaimana bisa satu bulan (untung) 30 persen? Itu bisnis apa,” tuturnya.

Sebelum membeli investasi, cek terlebih dahulu badan hukumnya jelas atau tidak. “Bukan justru senang tapi curiga ketika dia menjanjikan keuntungan yang sangat luar biasa besarnya yang sangat jauh dari kewajaran,” imbuhnya sambil mengatakan menabung di bank, deposito atau saham tidak ada yang keuntungannya lebih besar dari 10 persen.

Selain itu, jangan memutuskan sendiri dan cepat percaya pada testimoni sukses yang sebenarnya sengaja dibuat untuk menarik orang. “Tanya sama pemerintah atau instansi terkait. Misalnya itu lembaga perbankan, tanya sama orang perbankan, di sini kan banyak. Ada BNI, BRI, Mandiri atau tanya ke KJRI minimal, jangan diputuskan sendiri,” ujar Konsul Sri.

Chief Executive BNI cabang Hong Kong, Dodi Widjajanto juga mengatakan untuk mengidentifikasi investasi bodong dilihat dari hasil keuntungan yang diberikan itu bisa diterima akal sehat atau tidak. “Kita menaruh uang misalnya memberikan hasil setiap bulan 20-30 persen rasanya sulit. Mungkin hanya orang yang jualan narkoba yang bisa untung segitu,” tandas Dodi.

Dodi menyangsikan kalau perusahaan investasi bodong dalam daftar OJK itu mendapat izin beroperasi di Hong Kong. Ia malah khawatir perusahaan tersebut merekrut BMI menjadi marketing mereka. Jika ini terjadi maka BMI bisa terancam hukuman berat karena menyalahi visa kerja.

Penipuan undian berhadiah
Selain investasi bodong, BMI juga harus berhati-hati dengan penipuan lewat telepon atau SMS yang mengklaim pemilik nomor telepon tersebut menang undian berhadiah, tapi diharuskan mentransfer sejumlah uang.

“Jangan mudah percaya dengan telepon-telepon nggak jelas. Silakan cross check ke KJRI,” kata Konjen Tri Tharyat kepada SUARA, Jumat (3/2/2017).

Konsul Sri mengungkapkan sudah ada beberapa orang yang melaporkan penipuan undian berhadiah BNI. Ia pun mengingatkan hati-hati dengan modus penipuan yang menyertakan link, padahal link itu blogspot, bukan website. “Seolah-olah gebyar undian. Begitu ketemu (korban) yang polos, buka linknya, percaya,” paparnya.

Agar terhindar penipuan, harus selalu waspada dan selalu dobel cek. Misalnya penelepon mengatakan dapat hadiah undian dari BNI, maka harus cek dulu ke BNI dan punya rekening BNI.

Sejauh ini, sudah ada satu BMI yang mengaku rugi hingga HK$25.000 karena dijanjikan menang undian berhadiah tapi harus mentransfer uang untuk biaya administrasi, notaris, dan lainnya.

BNI sendiri memiliki undian berhadiah bernama Rezeki BNI Taplus yang diadakan setahun sekali di akhir tahun. Para pemenang pasti diinformasikan melalui media resmi, salah satunya melalui website BNI, www.bni.go.id, termasuk di media massa nasional baik cetak maupun online.

“Dan kalau ada SMS nomor pengirimnya bukan BNI, tapi nomor yang nggak kita kenal ya itu sudah bisa dipastikan itu tidak resmi atau bohong dan itu bisa dikonfirmasi ke kami,” kata Eko.

Sejauh ini, BNI selalu memberikan informasi melalui Facebook BNI Remittance. Pernah terjadi, salah satu nasabah BNI mengirimkan foto screenshot SMS yang menginformasikan ia memenangkan undian BNI dan menanyakan apakah informasi itu benar.

“Seperti kata Pak Dodi tadi perlu kewaspadaan kan, begitu dia terima SMS, sebelum dia ngapa-ngapain dia tanya benar nggak? Sudah kita pastikan bohong, terus dia sebar ke teman-temannya yang lain. Nah ini pintar dan kami posting di Facebook,” imbuhnya.
Sumber:SuaraHK