7 Ciri Pria yang Benar-Benar Dewasa dan Bisa Diajak Hidup Bersama

Zaman sekarang, mencari pria yang ganteng jauh lebih gampang di banding yang mau bekerja keras dan diajak hidup bersama. Faktanya, masih banyak wanita yang menjadi ‘korban’ PHP sampai jadi selingkuhan, tapi masih saja mau bertahan. Ini nih yang jadi pertanyaan bagi sebagian besar orang.
Anehnya lagi, ada juga pria yang dengan teganya ‘membuang’ wanitanya karena alasan nggak logis; sudah nggak cocok lagi! Apakah kamu pernah mengalami atau mendengar kisah seperti ini?
Atau, jika dalam sebuah hubungan yang kurang sehat, bermain-main dengan wanita lain seolah menjadi hal yang wajar selama tidak ada status atau intensitas pertemuan tertentu. Lho, inikah yang dinamakan wajar?
Lalu, kriteria pria seperti apa sih yang sebenarnya para wanita butuhkan, demi kebahagiaannya nanti di masa depan? Apakah cukup hanya bermodal tampan, kaya dan punya jabatan tinggi saja?
ampang boleh biasa saja, tapi caranya memperlakukan wanita itu yang luar biasa

Jika menyoal tampang, dia memang bukan pria yang ambil pusing. Rambut yang sudah gondrong atau kumis yang mulai memanjang tak pernah membuatnya minder, karena ini bukan bagian dari ‘self branding’, melainkan perubahan fisik semata. Bukan berarti dia tidak menyukai kerapihan. Hanya saja, dia tidak memprioritaskan hal-hal kecil yang kurang ada faedahnya.
Jarang memberi kabar, tapi tidak lupa akan kewajiban
Pria yang benar-benar dewasa memang biasanya akan jarang memberi kabar karena kesibukannya di luar. Entah pekerjaan atau urusan di perjalanan yang mengaharuskannya berpikir keras dan fokus. Inilah caranya menunjukkan rasa sayang, meski kadang tak kunjung memberi kabar.
Sekalinya memberi kabar, dia pasti akan mengirimkan chat bernada halus nan romantis seperti, ‘maaf ya, Sayang. Tadi aku sibuk dan baru sempat mengabari…’
Cintanya tak pernah diumbar begitu saja. Cukup jadi hak milik berdua
Anehnya, pria dewasa yang benar-benar dewasa jarang sekali melakukan hal-hal semacam ini. Mereka menganggapnya sebagai kegiatan yang sia-sia dan kekanak-kanakan.
Momen berdua bersama pasangan adalah hal sakral baginya. Cukup menjadi milik pribadi, lalu dinikmati sendiri. Ini bukan cuek, tapi romantis!
Tuhan dan keluarga selalu jadi prioritas utama, setelah pacar, sahabat dan hobi-hobinya
Maksudnya, meski dia sudah dewasa, peran Tuhan dan keluarga dalam kehidupannya sangatlah ia junjung tinggi. Baginya, inilah bentuk paling sederhana dari rasa syukur yang kelak bisa dibanggakan. Terkesan kaku memang, tapi lebih baik mana di bandingkan pria yang umurnya sudah kepala tiga tapi masih suka hura-hura?
Bagimu yang belum menemukan pria dewasa dan bisa diajak hidup bersama, terus semangat, ya!