Ayah Kandung Yang Tak Berakal, Memaksa Anak Ya untuk Menikah Dengan Pria Bertubuh Besar,Berperut Buncit Hanya demi Harta dan Uang,Tetapi Perlakuan Khusus Ya Membuatku Menjadi Luluh dan Sulit Meninggalkannya!
Semenjak Ayah mengundurkan diri dari pekerjaannya dan membuka perusahaan sendiri, saat itulah aku duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar
Beberapa tahun kemudian, semenjak aku duduk di bangku Sekolah menegah atas, perusahaan ayah sudah berada di jalur yang tepat dan berkembang dengan sangat baik
Ketika itu aku benar-benar bahagia, prestasiku di sekolah juga sangat memuaskan.
Setelah perusahaan ayah berjalan stabil, ibu kembali menyibukkan diri mengurus keluarga, sepenuhnya mengurus kehidupanku dan ayah sehari-hari, Namun saat di SMP kelas 2, hubungan ayah dan ibu menjadi sangat buruk, aku kerap mendengar mereka selalu saja bertengkar,
Salip-selip kupingku mendengar dalam pertengkaran itu ada kata-kata perempuan lainlah, hamil dan semacamnya
Suatu ketika, ayah ibu kembali bertengkar hebat, bahkan saat itu ayah bertindak kasar memukul ibu, dan ibu pun lari. Namun, saat itu juga aku kehilangan ibu untuk selamanya, karena ibu tewas dalam kecelakaan entah apa penyebab kejadian itu, itu pun masih sebuah pertanyaan?
Baru dua minggu kepergian ibu, ada seorang wanita berusia 20-an,Wanita muda inipun tinggal di rumah ayah bersama dengan diriku
Ayah bilang wanita itu adalah ibu tiriku, bahkan sudah hamil.
Ada ibu tiri pasti akan ada ayah tiri, dan memang benar,Belakangan, kehadiran saya sepertinya mulai memudar dari pandangan ayah.
Ayah kerap minum sampai mabuk
Sementara aku, di mana karena kematian ibu, membuatku semakin kesal dan benci, sehingga kerap bertengkar dengan ayah dan sudah berkali-kali ayah memukuliku karena pertengkaran itu
Sejak ayah memukulku saat itu, hatiku pun menjadi dingin, aku kehilangan semua kepercayaan dan rasa aman terhadap keluargaku ini.
Beberapa tahun kemudian, aku kuliah di sebuah universitas biasa, dan saat lulus dari perguruan tinggi tahun itu, ayah menyuruhku pulang
Sesampainya di rumah, aku baru sadar ternyata mereka merencanakan sesuatu atas diriku sehubungan dengan perusahaan mereka.
Karena perputaran uang perusahaan yang macet, ibu tiri mengusulkan agar aku dinikahkan dengan seorang pria empat puluh tahun-an, pria ini, seorang duda, punya satu anak perempuan yang ikut dengan mantan istrinya
Ibu tiri memberikan fotoku pada duda itu, dan tak disangka ia bersedia menyuntikan modal untuk perusahaan ayah jika aku menikah dengannya
Mengetahui transaksi kotor mereka, aku pun langsung angkat kaki,dan melarikan diri dari rumah.
Namun, belum sampai di gerbang tangga, aku ditarik kembali oleh ayah
Kemudian aku dikurung di dalam kamar oleh ayah sambil mengancam akan mengurungku selamannya jika menolak keinginannya
Karena tak berdaya, aku pun menikah dengan sosok orang yang menjadi suamiku sekarang.
Ketika itu terlintas dalam benakku, jika ia memaksaku melakukan sesuatu yang tidak kuinginkan, maka aku akan bunuh diri saat itu juga
Apalagi, ibu yang sangat menyayangiku telah tiada, jadi tidak ada hal apapun yang pantas untuk kupertahankan lagi di dunia ini.
Untungnya, ia sangat baik terhadapku setelah menikah, bukan saja tidak memaksaku, sebaliknya justeru menyayangiku seperti putri kandungnya.
Setiap malam sebelum tidur selalu membawakan susu hangat untukku, dia bilang setelah minum susu dapat membantu tidur, dan ia tidak ingin mendengar tangisanku dalam mimpi, katanya.
Dia memiliki seorang ibu yang sudah senja, ibunya atau mertuaku ini juga sangat baik kepadaku melebihi kasih sayang orang tuaku, ia bilang putranya benar-benar beruntung mendapatkan isteri sepertiku.
Lama kelamaan benih-benih cinta pun mulai tumbuh dalam hatiku, kebaikannya, kebaikan keluarganya, tanpa disadari telah menyentuh perasaanku saat ini.
Apa yang terjadi? tak disangka aku tidak lagi membenci kepala botaknya, tidak lagi benci melihat perut buncitnya, dan tidak lagi benci dengan aroma rokok di badannya,dan tidak benci semuaya.
Dan aku pun mulai bisa menerimanya, menerima susu hangatnya menjelang tidur, kemudian kurang dari satu tahun aku hamil, dan ia semakin baik padaku.
Sementara itu, perusahaan keluargaku kembali menghadapi kendala ekonomi, dan berada di ambang kebangkrutan
Hari itu, ayah dan ibu tiri mencariku, memintaku bantu bicarakan dengan suami, intinya meminta suamiku membantunya lagi.
Mereka bilang, kalau bukan mereka mana mungkin aku bisa mendapatkan suami yang begitu baik ? aku tersenyum dingin, dan hanya berkata kepada mereka : Enyah kalian.dan pergi dari hadapanku sekarang juga
Dan perusahaan ayah pun bangkrut, sementara aku hanya berpangku tangan, tidak peduli. Suamiku bilang biarlah dia membantu mereka. Tapi aku menolaknya. Bukan karena aku kejam, juga bukan aku tidak menyayangi ayah, tetapi karena perasaan ayahnya itu terlalu dingin
Renungan : Tidak mudah menjalin hubungan sebagai suami isteri, karena itu, hargai dan sayangilah jodoh yang sudah ditakdirkan.
Jadikanlah setiap pertemuan itu sebagai berkah kebahagiaan anda, dan syukurilah itu sebagai kado terindah yang dianugerahkan Tuhan
Perlakukan dengan baik orang-orang di sekitar anda, dan manjakan diri anda sendiri, hargai setiap takdir pertemuan, hargai dan syukuri setiap yang dimiliki.Itulah yang disebut Kebahagian Tiada Akhir.