Breaking News

Sadis,9 Tahun Bekerja Menjadi TKW Bukan Senyuman Yang Didapat Melainkan Ini Yang di dapat,,


Nasib kurang beruntung ini  kembali di alami seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) dari Arab Saudi.
Seperti yang dialami Nuryati (30), TKW asal Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg,
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Nuryati yang bekerja di arab saudi sebagai TKW mengalami kisah luka yang sangat pahit,kehisupannya sehari-hari hanya mendapatkan penyiksaan yang tiada akhir, bukan
senyuman yang ia dapat melainkan tangisan pedih yang di alami.

Hal tersebut dikatakan oleh Nuryati, pada saat menyampaikan pengaduan terkait permasalahannya ke Dewan Pimpinan Cabang (DPC) SBMI Indramayu, Minggu, (8/10/2017).

"Selama 9 tahun saya hanya diam di dalam rumah saja, ketika majikan saya keluar pintu rumah dikunci dari luar," cerita Nuryati kepada Suara BMI,rekan kami


Nuryatipun menceritakan awal mulanya penyiksaan tersebut, pada awalnya majikan tersebut tidak bersikap seperti ini dan baik-baik saja, walaupun Nuryati tidak diperbolehkan
keluar rumah pada awalnya bekerja,Namun setelah 1 tahun berjalan Nuryati mengalami penyiksaan setiap harinya walaupun nuryati tidak melakukan kesalahan apapun,imbuhnya


penyiksaan diawali dengan pukulan, ditampar secara pelan dan pada akhirnya kepala saya dibentur-benturkan ke tembok
serta majikan sering membentak-bentak walaupun saya tidak melakukan kesalahan,ujar Nuryati kepada Suara BMi


Masih kata Nuryati, di tahun 2013 pada saat dirinya sedang tidur dan majikan sedang bertengkar,
entah kenapa saya selalu kena getahnya,saat saya sedang tidur,pelampiasaan makjikan perempuan saya selalu melampiaskan kepada saya,dan saya juga pernah
di siram bensin lalu di bakar sehinnga mengenai dada saya pada saat saya sedang tidur
Saya kaget dan panik ketika bangun tidur kok kedua tangan dan dada saya terbakar, saya langsung menceburkan diri ke bak mandi."
tidak hanya itu majikan saya tidak bertanggung jawab atas perlakuannya tersebut,bukannya saya di bawa klinik at rumah sakit,tapi malah saya di obati dengan salap
yang hampir habis,dan saya juga tidak diperbolehkan keluar rumah hanya sekedar ke berobat.
"Itu yang membuat saya seperti ini, kedua tangan, dada, dan wajah saya cacat permanen," jelas Nuryati.


Sementara itu Ketua DPC SBMI Indramayu, Juwarih mengatakan, setelah menerima pengaduan dari Nuryati,
pihaknya akan segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan tim advokasi DPN SBMI yang di Jakarta.

“Kami akan mengkaji dan mengumpulkan bukti-bukti sebelum menyampaikan pengaduan ke BNP2TKI dan ke Kemenaker," kata Juwarih.

Lebih lanjut Juwarih menanbahkan, Nuryati berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2008 melalui PT. Arafa Duta Jasa dan pulang pada tanggal 26 Mei lalu.

Selama 9 tahun bekerja Nuryati hanya mendapat gaji kurang lebih sekitar 121 Juta, baik yang sudah dikirim sebelumnya maupun yang dibawa pada saat pulang.

"Kami juga akan memperjuangkan sisa gaji yang belum dibayar oleh majikan sekitar kurang lebih 180 Juta lagi yang belum dibayar," tandas Juwarih.semoga bisa di tanduklanjuti