Kisah Sukses,3 Tahun Menjadi TKi di Taiwan ,Fitri Berhasil Berkarir Di Perhotelan Asing
Menjadi TKI memang tidak semudah yang kita pikirnkan banyak liku-liku yang harus dijalani,tidak sesorang mengalami kekerasan dalam bekerja
dan banyak juga mereka yang suskses bekerja disana sambil meneruskan pendidikan seperti kisah yang satu ini
“Setelah lulus D3 Bahasa Mandarin, awalnya saya bingung mau kerja kemana. Tiba-tiba, dalam p[erjalanan pulang dari kampus ke Kos-kosan saya di Sawojajar Malang,
Pemilik nama lengkap Fitri Anisa Handayani ini merupakan eks TKI taiwan yang dulunya pernah mengenyam pendidikan diploma
di sebuah Sekolah Tinggi Bahasa Asing di Kota Malang. Fitri yang mengambil jurusan bahasa Mandarin, saat memasuki sebuah PPTKIS,
tidak mendapat banyak kesulitan saat mengajukan dirinya untuk sebuah tawaran job di Taiwan.
Bekerja menjadi BMI, memang sudah merupakan hal yang biasa di kamppung halaman Fitri, Lumajang. Bahkan, ada pula tetangga Fitri yang lulusan S1,
saat kebingungan mencari kerja, akhirnya memilih menjadi domestic worker di Hong Kong. Itulah yang membesarkan hati Fitri untuk ke Taiwan.
Selama di Taiwan, fitri yang juga bekerja sebagai seorang domestic worker memanfaatkan hari liburnya untuk kegiatan bermanfaat.
Mengetahui Fitri yang berburu kegiatan positif saat mengisi liburan, majikan Fitri mendukung langkah tersebut. Malahan,
Fitri sempat dikutkan kursus masakan Mandarin oleh majikannya.
Sepulang dari Taiwan, awalnya Fitri sempat kebingungan. Mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan,
Fitri tidak lagi merrasa sebagai fresh graduated. Memulai wira usaha, Fitri juga merasa tidak memiliki
bekal kemamppuan dan pengalaman yang cukup.
Keberuntungan Fitri berawal, saat majikan Fitri menghubungi Fitri yang saat itu baru sebulan pulang dari Taiwan,
menyampaikan rencana perjalanan liburan mereka ke Gunung Bromo dan Bali. Oleh majikannya, Fitri dimintai tolong menjadi pemandu.
Menjemput mereka sejak dari Bandara Juanda, mengantarkan mereka selama masa liburannya, hingga saat mereka kembali lagi ke Taiwan.
Disela-sela menemani majikannya inilah tanpa disangka-sangka, keberuntungan itu datang.
Saat Fitri mengantar majikannya menginap disebuah hotel di kawasan Bromo, secara tanpa sengaja,
majikan Fitri mempromosikan Fitri kepada salah seorang manajer Hotel yang secara kebetulan bertemu mereka di lobi.
“Semula saya tidak yakin kalau itu serius. Setelah keluarga majikan saya kembali ke Taiwan, iseng-iseng saya datangi hotel ini,
lalu saya cari manajer yang sempat ngobrol dengan saya dan majikan saya.” Kenangnya.
Dan ternyata, setelah berkas lamaran diserahkan, Fitri dinyatakan diterima bekerja di hotel berbasis Mandarin tersebut.
Kemampuan Fitri berbahasa Mandari menjadi modal yang memiliki nilai tawar tinggi setelah
dipadukan pengalaman dia hidup di negara yang menggunakan bahasa tersebut.
4 tahun telah berlalu. Kini, karir Fitri di hotel tersebut semakin bersinar.
Keberhasilannya merangkul beberapa agen travel dari Taiwan, membuat keberadaan
Fitri semakin diperhitungkan oleh manajemen Hotel. Saat ini, Fitri dipercayai
perusahaan tempatnya bekerja untuk menduduki jabatan sebagai satu dari 3 seorang
Eksekutif Marketing yang posisinya langsung dibawah Direktur Marketing.
Keberhasilan Fitri, memberi pelajaran, pengalaman selama menjadi BMI,
jika kreatif dalam menempatkan bisa menjadi potensi yang meningkatkan
eksistensi dan produktifitas.
bagaimana menurut anda,kisah ini memang patut di contoh umunya untuk para muda dan mudi yang berstatus BMI,jangan pernah merasa gagal karena telat mengenyam pendidikan
karena pendidikan merukan hal yang terpenting dalam hidup.jadi jangan pernah merasa putus asa.