Breaking News

Imas Nuraeni 7 Tahun di Saudi Tak Ada Kabar, Sang Ayah Depresi Sakit-Sakitan



Imas Nuraeni 7 Tahun Tak Ada Kabar di Saudi, Sang Ayah Depresi Sakit-Sakitan

Kondisi keadaan Pak Didi (61) memang sangat memprihatinkan, warga Kampung Mekar, Desa Jati, Kecamatan Bojong Picung, Cianjur Jawa Barat, semenjak ditinggal putrinya Imas Nuraeni (22) bekerja sebagai TKW ke Arab Saudi sejak tahun 2009. Bapak empat anak itu diketahui depresi berat  dan sering sakit-sakitan kala mengingat puteri bungsunya tak kunjung ada kabar.

"Pak Didi sering sakit sakitan dan depresi mikirin anaknya selama 7 tahun di Saudi tidak ada kabar," kata Marwan Yusup tetangga dekat Pak Didi kepada LiputanBMI via laporan tertulisnya, Sabtu (9/4).

Lanjut kata Marwan, Imas Nuaraeni merupakan korban trafficking, pasalnya sewaktu berangkat ke Saudi masih dibawah umur dan baru menginjak umur 15 tahun. Ia mengatakan pihak keluarga sangat berharap ada pihak yang membantu mencari kabar dan memulangkan Imas.

"Mudah-mudahan ada yang membantu kasus Imas, 7 tahun tak digaji dan tidak dipulangkan, pihak keluarga begitu cemas dengan nasib Imas," imbuhnya.

HARTA BENDA HABIS DITIPU SPONSOR

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitulah yang dialami keluarga Pak Didi. Untuk mengurus agar anaknya pulang, Pak Didi yang usianya sudah sepuh mencoba meminta bantuan sponsor, sejumlah barang berharga pun ia jual untuk membayar sponsor dengan harapan sang anak bisa pulang. Namun alih-alih puteri bungsunya pulang, harta benda pas-pasan miliknya pun habis dimakan sponsor.

"Biasa orang kampung tidak tau apa-apa, ngurus ke sana ke sini ngak jelas, saya pulang dari Saudi langsung datangin ke rumahnya sambil memberi nasehat agar tidak perlu meminta bantuan dengan orang yang tidak jelas," ujar Marwan Yusup TKI Arab Saudi yang sekarang sedang cuti di Indonesia.

Imas diketahui bekerja di kota Al-Ghaseem, terletak 400 KM dari wilayah barat laut kota Riyadh. Pihak BMI-SA sempat menghubungi majikannya berinisial MKDA, namun waktu itu sang majikan tidak mengizinkan pihak BMI-SA berkomunikasi dengan Imas, alasannya ia sedang berada di luar kota.

Pada Selasa (11/4) Sekjen BMI-SA Abdul Hadi Akram bersama Mulyadi mendatangi kediaman Pak Didi. Kepada Abdul Hadi, Pak Didi menyampaikan keluh kesahnya memikirkan nasib anaknya di Arab Saudi.

"Kita ikut meneteskan air mata melihat kondisi si bapak yang depresi dan sedang sakit ini, tapi Alhamdulillah Kita mampu meyakinkan bahwa anaknya masihh hidup dan masihh ada di majikannya, tinggal Usaha Kita," tutur Abdul Hadi saat memberi laporan kepada pengurus BMI-SA.

Terkait masalah sponsor yang menguras harta benda Pak Didi, Abdul Hadi mengaku sudah mendatangi rumah sponsor tersebut yang rumahnya masih satu Kecamatan dengan Pak Didi.

"Setelah mendatangi rumah Pak Didi, kita langsung mendatangi rumah sponsor untuk klarifikasi hal tersebut. Namun rupannya dia tidak ada di rumah," ungkapnya.

"Kasus ini sudah dilaporkan ke KBRI Riyadh oleh DPC BMI-SA Riyadh, sementara kita yang di Indonesia akan kejar PPTKIS yang meberangkatkan dan sponsornya," tandas Abdul Hadi. (IYD)


Sumber: Liputan BMI