Kisah Dewi, TKW Asal Indramayu Yang Dibohongi PJTKI malah Dikirim ke Iraq
Ilustrasi |
Namun demikian, sekalipun sudah ada pelarangan masih ada PJTKI nakal yang tetap mengirim tenaga kerja wanita (TKW) ke negara di wilayah itu. Salah satu dari sekian banyak TKW yang menjadi korban adalah Dewi seorang TKW asal Indramyau yang dikirim ke Iraq.
Dewi, baru saja kembali ke tanah air setelah bekerja selama dua tahun di Iraq. Pahlawan Devisa asal Indramayu, Jawa Barat ini mengaku ditipu oleh perusahaan jasa TKI (PJTKI) yang memberangkatkannya.
“Saya menyesal bekerja di sana, tapi mau gimana lagi, saya dikirim PT (PJTKI-red) ke Iraq. Padahal sebelum berangkat, PT mengatakan akan mempekerjakan saya di negara yang aman,” katanya di Terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta, seperti dilansir Tangerangonline, Sabtu (28/5/2016).
TKI yang juga pernah bekerja sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT) di Suriah ini baru menyadari dirinya bekerja di Iraq setelah 3 minggu berada di negari 1001 malam itu.
“Tadinya saya juga nggak tahu kalau dikirim ke Iraq, baru tahu setelah tiga minggu berada di sana. Waktu itu pas lagi banyak suara tembakan,” ungkapnya.
Selain Dewi, ternyata masih banyak TKI yang dikirim dan bekerja di negara yang pernah dipimpin oleh Saddam Husein itu.
“Bukan saya saja, di majikan saya aja ada 5 orang, semuanya orang Indonesia. Belum lagi yang bekerja di saudara majikan saya, itu juga orang Indonesia. Banyak orang kita (Indonesia) disana,” bebernya.
Dewi dan 4 TKI lainnya dipekerjakan bak robot, kerja siang dan malam dengan waktu istirahat hanya 4 jam sehari dan tidak diperbolehkan meninggalkan rumah majikan selama masih terikat kontrak.
“Majikan kami kejam, istirahat cuma empat jam, makan nggak teratur, kalau mau makan harus nunggu majikan selesai makan dulu baru bisa makan, udah gitu gak bisa keluar dari rumah, paling cuma bisa sampai halaman saja, jahatlah pokoknya,” keluh ibu 3 anak ini.
Kendati demikian, Dewi masih bersyukur karena gaji selalu dibayarkan tepat waktu dan tentunya dapat kembali ke Indonesia bertemu ketiga anaknya.
“Tapi Alhamdulillah, gaji nggak pernah telat. Anak saya bisa sekolah di kampung, dan saya bersyukur bisa kembali ke Indonesia,” tandasnya.