Hai Kamu yang Pernah Pinjam Uangku, Masih Ingat aku? Apa Kabar?
Persahabatan yang telah terjalin lama, kedekatan yang sudah terasa
sangat erat terkadang membuat kita sangat mudah untuk merasa peduli dan mudah mempercayai pada
teman ataupun sahabat yang selalu ada didekat kita. Tak jarang hal itu
membuat kita tidak sungkan untuk berbagi banyak hal pada mereka yang
kita sebut teman/sahabat. Sampai-sampai karena saking seringnya bersama, bermain
bersama, dan kadang sama-sama mengalami masa-masa yang sulit membuat
kita tidak sungkan untuk berbagi dalam hal materi walupun dia yang kita
sebut sebagai teman itu adalah orang yang tidak ketahui dimana rumahnya.
Perasaan persaudaraan ini akan semakin terasa jika orang yang kita
sebut teman itu sama-sama merupakan anak rantau.
Namun apa yang kita dapatkan setelah kebaikan yang kita berikan,
terkadang beberapa dari mereka membalasnya dengan kepahitan. Jika soal
uang mereka bisa saja berubah dalam waktu seketika. Dari yang
biasa-biasa saja menjadi sangat dekat dan itu hanya akan terjadi kalau
lagi butuh uang. Dan dari yang awalnya dekat mendadak menjauh hanya
gara-gara kita menagih uang yang mereka pinjam. Hal itulah yang membuat
kita kadang bertanya-taanya apa yang sedang mereka pikirkan? Apakah
mereka teman atau penipu?
Bukankah kalian sudah tahu mengenai keuanganku, jika pun aku memberikan
pinjaman uang kepadamu itu bukan berarti karena aku banyak memiliki uang
tapi itu karena aku peduli padamu. Karena awalnya aku percaya kamu akan
menggantinya bukankah seperti itu janjimu saat meminjam uang. Bahkan
aku sampai rela berhemat agar bisa memberikanmu pinjaman karena kamu
bilang sangat mendesak. Saat itu aku juga kekurangan karena aku mengerti
dengan apa yang mendesakmu kupikir tidak masalah memberikanmu pinjaman
meski diriku sebenarnya dalam keadaan kekurangan.
Uang yang Kamu Pinjam Jumlahnya Memang Tidak Banyak, Tapi
Bukankah Seharusnya Kamu Segera Mengembalikan Uang Tersebut Disaat Aku
Membutuhkan?
Jumalah uang yang kamu pinjam itu memang tidak seberapa, bagi sebagian
orang kehilangan uang dengan jumlah tersebut mungkin tidak akan
masaslah, tapi bagiku jumlah uang yang kamu pinjam itu sangat banyak,
dan karena aku sangat membutuhkahnya nilainyapun menjadi semakin
berkalilipat. Lagi pula keuanganku memang tidak banyak bukan, jadi sudah
wajar kiranya jika jumlah yang kamu pinjam itu bernilai sangat besar
bagi diriku.
Tanpa Ragu Aku Memberikanmu Pinjaman Uang Karna Kita Sama-sama Sebagai Perantau
tanpa berfikir panjang mengenai keadaanku sendiri aku langsung
memberikanmu pinjaman materi, karena saat itu aku berfikir karena sesama
teman jika nanti aku membutuhkan bantuanmu kamu akan membantuku juga.
Saat itu aku mencoba membayangkan jika aku ada pada posisimu yang tidak
memiliki jalan lain untuk menyelesaikan masalahmu itu.
Namun Apa yang Kamu Lakukan Saat Aku Mencoba Managihnya? Aku Malah Terlihat Seperti Pengemis
Saat aku mencoba meminta kembali uang yang kupinjamkan karena aku juga
terdesak masalah keuangan, apa yang aku dapatkan hanyalah janji-janji
yang tidak pernah ditepati. Kamu pura-pura lupa, saatku tagih langsung
kamu bilangnya ada tapi sedang tidak dibawa lalu kamu kembali
menjanjikan akan membayarnya esok hari. Janji-janji seperti terus saja
kamu ucapkan sampai-sampai aku bosan menagihnya karena aku terlihat
seperti orang yang mengemisnya.
Terkadang Kamu Terkesan Meremahkan Jumlah Uang yang Kupinjamkan Lalu Emosi Sendiri
Karena aku membutuhnya tentu saja aku terus-terusan managihnya padamu.
Bahkan kamu sendiri sampai bosan dan menghindariku kan karena kamu malu.
Lalu ditempat umum kamu akan berkata ‘akan aku bayar cuma uang segitu
kok’. Kamu terkesan meremehkan, kalau memang jumlahnya tidak seberapa
mengapa tidak membayarnya saja dengan sesegera mungkin. Jumlah yang kamu
anggap tidak seberapa itu bagiku sangatlah penting.
Akhirnya Gara-gara Tak Mau Mengembalikan Pinjaman Kamu Menghindar Lalu Memutuskan Pertemanan
Sumber: YukBagi