TKI Asal Bandung Barat Tewas di Arab Saudi, Diduga Dibunuh
Kabar mengejutkan datang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Arab Saudi. Nur Aisah, (32) dari warga Kampung Sukawarna, RT 01/7, Desa
Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikabarkan tewas
dibunuh oleh saudara majikan perempuan ditempatnya bekerja. Ironisnya kabar
tersebut, baru diterima oleh pihak keluarga korban, disampaikan langsung oleh
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kepada pihak keluarga yang
disertai dengan surat duka, Sabtu (4/6) sekitar pukul 14.00.
Dalam surat tersebut menyatakan, bahwa direktorat WNI dan BHI Kemenlu RI telah menerima berita dari KBRI Riyadh tanggal 30 Mei 2016 yang menyampaikan bahwa telah diperoleh informasi dari rumah sakit King Saud Riyadh adanya jenasah WNI bernama Nur Aisah binti Daud Samid yang diduga meninggal dunia akibat dibunuh oleh saudara perempuan dari istri majikannya.
Menurut Paman korban yakni Arifin (33) menuturkan, keponakannya itu pernah bekerja di Arab Saudi pada tahun 2010 sampai 2013. Selama tiga tahun bekerja disana, Aisah tidak mengalami kejadian apa-apa hingga bisa pulang dengan selamat.
Setelah pulang ke Indonesia, Aisah hanya tinggal sementara dan memutuskan pergi bekerja ke Arab Saudi lagi pada 2013 lalu. Namun, keberangkatan ke dua kalinya ini, ia tidak melalui agen penyalur TKW sebekumnya namun oleh majikannya ia diminta langsung dan ditanggung segala urusan akomodasi keberangkatannya.
Ia melanjutkan, setelah keberangkatan Aisah kedua, pihak keluarga sangat kesulitan mendapatkan kabar dari Aisah. Kabar tentang Aisah baru didapatnya setelah mendatangi P3TKI di Bandung. Namun, belum lagi pihak keluarga akan menghubungi Aisah, pihak majikan Aisah telah mengabarkan bahwa Aisah telah meninggal dunia dikarenakan sakit.
Dalam surat tersebut menyatakan, bahwa direktorat WNI dan BHI Kemenlu RI telah menerima berita dari KBRI Riyadh tanggal 30 Mei 2016 yang menyampaikan bahwa telah diperoleh informasi dari rumah sakit King Saud Riyadh adanya jenasah WNI bernama Nur Aisah binti Daud Samid yang diduga meninggal dunia akibat dibunuh oleh saudara perempuan dari istri majikannya.
Menurut Paman korban yakni Arifin (33) menuturkan, keponakannya itu pernah bekerja di Arab Saudi pada tahun 2010 sampai 2013. Selama tiga tahun bekerja disana, Aisah tidak mengalami kejadian apa-apa hingga bisa pulang dengan selamat.
Setelah pulang ke Indonesia, Aisah hanya tinggal sementara dan memutuskan pergi bekerja ke Arab Saudi lagi pada 2013 lalu. Namun, keberangkatan ke dua kalinya ini, ia tidak melalui agen penyalur TKW sebekumnya namun oleh majikannya ia diminta langsung dan ditanggung segala urusan akomodasi keberangkatannya.
Ia melanjutkan, setelah keberangkatan Aisah kedua, pihak keluarga sangat kesulitan mendapatkan kabar dari Aisah. Kabar tentang Aisah baru didapatnya setelah mendatangi P3TKI di Bandung. Namun, belum lagi pihak keluarga akan menghubungi Aisah, pihak majikan Aisah telah mengabarkan bahwa Aisah telah meninggal dunia dikarenakan sakit.
“Sejak berangkat, tepatnya selama 2 tahun 8 bulan, kami tidak
pernah mendapat kabar Aisah lagi. Tiba-tiba kami dapat kabar dari majikan Aisah
yang menyatakan Aisah meninggal karena sakit,”ucapnya.
Dikatakannya, pihak keluarga pun tak percaya begitu saja kabar dari majikannya itu. Hingga tadi siang, kata dia, pihak Kemenlu RI memberitahukan langsung kepada keluarganya bahwa Aisah telah meninggal dunia karena dibunuh dan saat ini segala urusan Aisah telah ditangani oleh Kemenlu RI. “Nah, tadi siang dari Kemenlu datang mengabarkan, bahwa Aisah meninggal dunia karena dibunuh oleh saudara majikan peremupuannya,” kata dia.
Selain itu, pihak keluarga berharap jenazahnya dapat dibawa ke Indonesia agar dapat dimakamkan di kampung halamannya. Serta, pemerintah Indonesia dapat membantu agar hak-hak Aisyah selama bekerja di Arab Saudi dikirimkan ke Indonesia. “Tadi juga sudah datang dari Kementarian, minta kesepakatan apakah jenasahnya mau dikuburkan di sana atau dibawa ke Indonesia, kalau dari keluarga minta dibawa tapi kata Pihak Kemenlu untuk dibawa ke Indonesia butuh waktu lama, kami harap bisa dikubur di Indonesia,” ungkapnya.
Diketahui, Nur Aisah binti Saud Samid merupakan anak pasangan Saud Samid dan Haeni sebelum orang tuanya bercerai. Ia anak pertama dari dua bersaudara. Setelah orang tuanya bercerai, ia tinggal bersama ibunya dan ayah tirinya disebuah kampung yang berada diperbukitan di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor. Keadaan kampung Aisah jauh dari hingar bingar kota berada di pojokan desa Cibenda.
Pihak Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat baru menerima kabar secara resmi kemarin (sore ini) melalui Kementrian luar negeri. “Kami baru menerima surat resmi dari kementrian luar negeri. Kemarin memang dari kemenlu langsung menyampaikan ke pihak keluarga korban didampingi provinsi, tidak melalui kami,” tutur Kepala Seksi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Bandung Barat Sutrisno.
Setelah mendapat kabar secara resmi pihaknya akan segera mengurus kepulangan jenasah korban apabila keluarga korban meminta jenasah korban dipulangkan. Menurutnya saat ini telah dilakukan musyawarah keluarga untuk memulangkan jenasah korban. “Pihak keluarga masih berembuk apakah surat pernyataan pemakaman ini apakah akan dimakamkan di luar negeri atau di Indonesia,” katanya.
Pihaknya akan berkoordinasi aktif dengan pihak aparat setempat beserta ahli waris terkait pemulangan jenasah. “Jadi kewajiban kemenlu berkoordinasi Dengan kami juga konjen Arab Saudi untuk melakukan pemulangan jatuh tempo 2 bulan setelah surat pernyataan pemakaman ini disetujui oleh keluarga,” ujarnya.
Terkait upaya hukum yang akan dilakukan, Sutrisno mengatakan pihak Kemenlu akan bekerjasama dengan konjen untuk menunjuk pengacara negara melalui Kemenlu RI. “Upaya ini untuk membela TKI kami, sejauh mana keterlibatan korban, sehingga putusan apa yang akan diambil di sidang nanti,” ujarnya.
Sutrisno belum mengatahui secara pasti penyebab dibunuhnya TKI asal Cipongkor Bandung Barat tersebut. Sepengetahuannya korban meninggal akibat dibunuh oleh istri majikannya. “Untuk itu kami belum mengetahui secara pasti sejauh mana dan bagaimana keterlibatan korban dalam penganiyaan ini,” ujarnya.
Pihaknya juga belum mengecek secara detail terkait keberangkatan korban apakah tercatat secara legal atau tidak. “Tapi jika melihat perkembangan sejauh ini, kemungkinan korban legal. Tapi kami belum mengecek secara pasti, besok kami akan cek di hari kerja,” pungkasnya.
Dikatakannya, pihak keluarga pun tak percaya begitu saja kabar dari majikannya itu. Hingga tadi siang, kata dia, pihak Kemenlu RI memberitahukan langsung kepada keluarganya bahwa Aisah telah meninggal dunia karena dibunuh dan saat ini segala urusan Aisah telah ditangani oleh Kemenlu RI. “Nah, tadi siang dari Kemenlu datang mengabarkan, bahwa Aisah meninggal dunia karena dibunuh oleh saudara majikan peremupuannya,” kata dia.
Selain itu, pihak keluarga berharap jenazahnya dapat dibawa ke Indonesia agar dapat dimakamkan di kampung halamannya. Serta, pemerintah Indonesia dapat membantu agar hak-hak Aisyah selama bekerja di Arab Saudi dikirimkan ke Indonesia. “Tadi juga sudah datang dari Kementarian, minta kesepakatan apakah jenasahnya mau dikuburkan di sana atau dibawa ke Indonesia, kalau dari keluarga minta dibawa tapi kata Pihak Kemenlu untuk dibawa ke Indonesia butuh waktu lama, kami harap bisa dikubur di Indonesia,” ungkapnya.
Diketahui, Nur Aisah binti Saud Samid merupakan anak pasangan Saud Samid dan Haeni sebelum orang tuanya bercerai. Ia anak pertama dari dua bersaudara. Setelah orang tuanya bercerai, ia tinggal bersama ibunya dan ayah tirinya disebuah kampung yang berada diperbukitan di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor. Keadaan kampung Aisah jauh dari hingar bingar kota berada di pojokan desa Cibenda.
Pihak Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat baru menerima kabar secara resmi kemarin (sore ini) melalui Kementrian luar negeri. “Kami baru menerima surat resmi dari kementrian luar negeri. Kemarin memang dari kemenlu langsung menyampaikan ke pihak keluarga korban didampingi provinsi, tidak melalui kami,” tutur Kepala Seksi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Bandung Barat Sutrisno.
Setelah mendapat kabar secara resmi pihaknya akan segera mengurus kepulangan jenasah korban apabila keluarga korban meminta jenasah korban dipulangkan. Menurutnya saat ini telah dilakukan musyawarah keluarga untuk memulangkan jenasah korban. “Pihak keluarga masih berembuk apakah surat pernyataan pemakaman ini apakah akan dimakamkan di luar negeri atau di Indonesia,” katanya.
Pihaknya akan berkoordinasi aktif dengan pihak aparat setempat beserta ahli waris terkait pemulangan jenasah. “Jadi kewajiban kemenlu berkoordinasi Dengan kami juga konjen Arab Saudi untuk melakukan pemulangan jatuh tempo 2 bulan setelah surat pernyataan pemakaman ini disetujui oleh keluarga,” ujarnya.
Terkait upaya hukum yang akan dilakukan, Sutrisno mengatakan pihak Kemenlu akan bekerjasama dengan konjen untuk menunjuk pengacara negara melalui Kemenlu RI. “Upaya ini untuk membela TKI kami, sejauh mana keterlibatan korban, sehingga putusan apa yang akan diambil di sidang nanti,” ujarnya.
Sutrisno belum mengatahui secara pasti penyebab dibunuhnya TKI asal Cipongkor Bandung Barat tersebut. Sepengetahuannya korban meninggal akibat dibunuh oleh istri majikannya. “Untuk itu kami belum mengetahui secara pasti sejauh mana dan bagaimana keterlibatan korban dalam penganiyaan ini,” ujarnya.
Pihaknya juga belum mengecek secara detail terkait keberangkatan korban apakah tercatat secara legal atau tidak. “Tapi jika melihat perkembangan sejauh ini, kemungkinan korban legal. Tapi kami belum mengecek secara pasti, besok kami akan cek di hari kerja,” pungkasnya.
Sumber:pojoksatu