TKW asal Subang Cetak Prestasi di Taiwan, Siapakah Dia?

Taiwan-Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negeri orang, bukan membatasi diri
untuk mengukir dan mencetak prestasi. Dede Romlah, TKW asal Desa
Kamarung, Kecamatan Pagaden, Subang ini sukses meraih juara pertama
dalam lomba menulis puisi.
Departemen Tenaga Kerja di Taipei, Kota tempat Dede bekerja, menggelar sejumlah kegiatan untuk tenaga kerja dari seluruh dunia yang bekerja di Negeri Formosa itu. Dede yang sudah bekerja dalam setahun ini memanfaatkan momentum itu untuk mengasah kemampuan terpendamnya. Ia ikut dalam lomba menulis puisi dan loma fotograpi.
"Alhamdulillah bersyukur kepada Allah, seneng pisan jadi juara 1 lomba menulis puisi dan jadi juara 4 lomba fotografi yang diadakan Depnaker Taipei dengan peserta se-TKA yang ada di Taiwan," kata Dede.
Dalam lomba menulis puisi, anak ketiga dari lima bersaudara, keluarga Udin Hasannudin itu menorehkan judul Jerih Payahmu. Puisi yang ia tulis, aku Dede, merupakan cerita nyata yang diambil dari pengalaman dirinya selaam menjadi TKW sejak 2003 lalu. Sebelum di Taiwan, Dede sempat mencicipi Malaysia.
"Dulu kalau Agustusan di kampung menang lomba balap bakiak aja udah seneng serasa ikut berjuang di jaman penjajahan. Apalagi sekarang lombanya dengan para TKA beda negara," cerita Dede
Prestasi yang peroleh itu, imbuh Dede, bukan untuk dirinya semata, tapi untuk semua TKI yang bekerja di Indonesia. "Ini bukan hanya kemenanganku, melainkan kemenangan teman-teman dekat yang selalu ada dalam suka dukaku. Dan ini adalah kemenangan untuk semua TKI yang ada di Taiwan karena tahun ini pemenang di dominasi oleh peserta dari Indonesia," imbuhnya
Menjadi TKW, sudah lama dilakoni Dede atau sejak 2003 lalu. Sebelum akhirnya berlabuh di Taiwan, Dede sempat mencicipi bekerja Malaysia. Semangat bekerja di luar negeri, bukan tanpa alasan. Dede mengaku, dirinya menjadi tulang punggung keluarga. Dari hasil jerih payahnya menjadi TKI, Dede sudah memrenovasi rumah orang tuanya, membeli sebidang tanah dan kendaraan.
Tidak itu saja, Dede yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi itu, memiliki ambisi mulia untuk adiknya. Seperti untuk membayar 'dendamnya' ia berharap adiknya itu bisa meraih gelar Sarjana Tekhnik. "Saya bertekad menjadikan adik bungsu saya menjadi Sarjana Tehnik," pungkasnya.
Departemen Tenaga Kerja di Taipei, Kota tempat Dede bekerja, menggelar sejumlah kegiatan untuk tenaga kerja dari seluruh dunia yang bekerja di Negeri Formosa itu. Dede yang sudah bekerja dalam setahun ini memanfaatkan momentum itu untuk mengasah kemampuan terpendamnya. Ia ikut dalam lomba menulis puisi dan loma fotograpi.
"Alhamdulillah bersyukur kepada Allah, seneng pisan jadi juara 1 lomba menulis puisi dan jadi juara 4 lomba fotografi yang diadakan Depnaker Taipei dengan peserta se-TKA yang ada di Taiwan," kata Dede.
Dalam lomba menulis puisi, anak ketiga dari lima bersaudara, keluarga Udin Hasannudin itu menorehkan judul Jerih Payahmu. Puisi yang ia tulis, aku Dede, merupakan cerita nyata yang diambil dari pengalaman dirinya selaam menjadi TKW sejak 2003 lalu. Sebelum di Taiwan, Dede sempat mencicipi Malaysia.
"Dulu kalau Agustusan di kampung menang lomba balap bakiak aja udah seneng serasa ikut berjuang di jaman penjajahan. Apalagi sekarang lombanya dengan para TKA beda negara," cerita Dede
Prestasi yang peroleh itu, imbuh Dede, bukan untuk dirinya semata, tapi untuk semua TKI yang bekerja di Indonesia. "Ini bukan hanya kemenanganku, melainkan kemenangan teman-teman dekat yang selalu ada dalam suka dukaku. Dan ini adalah kemenangan untuk semua TKI yang ada di Taiwan karena tahun ini pemenang di dominasi oleh peserta dari Indonesia," imbuhnya
Menjadi TKW, sudah lama dilakoni Dede atau sejak 2003 lalu. Sebelum akhirnya berlabuh di Taiwan, Dede sempat mencicipi bekerja Malaysia. Semangat bekerja di luar negeri, bukan tanpa alasan. Dede mengaku, dirinya menjadi tulang punggung keluarga. Dari hasil jerih payahnya menjadi TKI, Dede sudah memrenovasi rumah orang tuanya, membeli sebidang tanah dan kendaraan.
Tidak itu saja, Dede yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi itu, memiliki ambisi mulia untuk adiknya. Seperti untuk membayar 'dendamnya' ia berharap adiknya itu bisa meraih gelar Sarjana Tekhnik. "Saya bertekad menjadikan adik bungsu saya menjadi Sarjana Tehnik," pungkasnya.