Breaking News

BNP2TKI Imbau TKI Korea Untuk Tidak Piknik ke Taiwan dan Hongkong

Image result for tki korea
Beberapa waktu lalu (15/12), Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro melepas 143 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) prosedural ke Korea Selatan, di Gedung KITCC, Ciracas, Jakarta Timur. Dalam kesempatan tersebut, Agusdin menghimbau agar para CTKI memanfaatkan waktu kerja sesuai kontrak yang berlangsung selama empat tahun sepuluh bulan.
“Pelajari etos kerja orang Korea, kuasai teknologinya, kuasai bahasanya hingga kelak mampu menjadi penerjemah dan gaji yang diperoleh dapat dimanfaatkan dengan baik. Tak perlu cuti dengan piknik ke Taiwan atau Hong Kong, lebih baik uangnya ditabung serta pergunakan bank yang menyediakan Kredit Usaha Rakyat.”

Kepada para calon TKI tersebut, Agusdin mengingatkan agar selalu mematuhi kontrak kerja dengan baik dan setelah selesai kontrak maka kalau bisa bekerja lagi di perusahaan yang sama. Ia menekankan bahwa TKI harus bisa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki sopan santun dan semangat kerja keras. Agusdin juga menjelaskan bahwa saat ini terdapat lebih dari 36.000 TKI di Korea yang membuat paguyuban berdasarkan daerah atau berkumpul di mesjid.

Seperti yang dilansir dari BNP2TKI, Agusdin mengatakan bahwa proses penempatan TKI di Korea adalah salah satu yang paling susah sehingga berbagai cara beresiko telah dilakukan para calon TKI lainnya agar mendapat kursi pekerjaan tersebut. Salah satunya dengan menjadi TKI non prosedural. Agusdin menekankan agar jangan ada calon TKI lain yang mengambil resiko tersebut.
“Jangan menyulitkan diri sendiri dengan menjadi TKI non prosedural, karena akan berakibat fatal. Lebih baik  ikuti saja prosedurnya, tidak susah karena bisa dilakukan lewat internet.”
BNP2TKI memang telah menggelar seleksi terbuka untuk penempatan TKI di Korea beberapa bulan sebelumnya. Setiap pelamar bisa mendaftar dari masing-masing rumah tanpa calo. Seleksinya pun diklaim telah dilakukan secara objektif dan bergantung kepada kemampuan calon TKI itu sendiri. “Terutama yang memiliki sertifikat kursus bahasa Korea, para pejabat BNP2TKI pun tidak bisa campur tangan” ujar Agusdin.
Sumber:IndoSurya