Sulistyowati, Korban Kapal TKI yang Karam di Johor Dimakamkan
Duka
mendalam menyelimuti Sulistyowati (35) asal Bojonegoro, salah satu
keluarga korban tewas karena kapal pengangkut TKI ilegal karam di Johor
Malaysia. Jenazah yang dikawal muspika setempat tiba di rumahnya Dusun
Jeruk Gulung, Desa/Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, sekitar pukul 05.30
WIB, Sabtu (28/1/2017).
Keluarga juga pasrah saat tidak diperkenankan membuka wajah korban sebelum dimakamkan di pemakaman setempat.
"Jenazah sudah tidak boleh dibuka. Karena kondisinya sudah disucikan dan terbungkus plastik di dalam peti tersebut. Tapi kami iklhas karena ini sudah takdir," kata Samat, paman korban di rumah duka.
Pemakaman korban tidak dihadiri suaminya, Supardi. Sebab, kondisinya masih shock di Malaysia dan belum bisa pulang. Sulistyowati (35) dan suaminya Supardi (36) selama ini sudah merantau ke Malaysia.
Korban Kapal TKI yang Karam di Johor dimakamkanKorban Kapal TKI yang Karam di Johor dimakamkan Foto: Ainur Rofiq
Pasutri itu pulang ke kampung halaman untuk mengurus surat adminitrasi dan menjenguk anak semata wayangnya, Satria Putra Hadinata(4), yang selama ditinggal kerja diasuh pamannya Samat.
Dan Kamis (19/1) keduanya berpamitan dengan sanak keluarga untuk kembali merantau ke Malaysia. Namun keberangkatan menjadi TKI jalur yang digunakan suami istri ini berbeda. Karena persyaratan dan biaya mahal serta belum tercukupi untuk menjadi TKW resmi, Sulistyowati memilih menggunakan transportasi laut. Sedangkan Supardi melalui agen penyalur TKI resmi berangkat menggunakan pesawat terbang.
"Suami Istri ini sudah pernah merantau di Malaysia. Dan berniat kembali kerja sana, namun jalur yang dilalui beda. Suami naik pesawat dan istri naik kapal. Tapi terjadi kecelakaan hingga akhirnya meninggal ini," terang Camat Margomulyo, Arief Nanang di lokasi.
Camat Arief mengharapkan musibah ini bisa diambil hikmahnya. Bagi warga Bojonegoro yang hendak bekerja ke luar negeri diharapkan melalui jalur yang resmi. Kapal pengangkut TKI ilegal karam di di Tanjung Leman Mersing, Johor, Malaysia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut 44 orang masih dinyatakan hilang. (fat/fat)
Detik.com
Keluarga juga pasrah saat tidak diperkenankan membuka wajah korban sebelum dimakamkan di pemakaman setempat.
"Jenazah sudah tidak boleh dibuka. Karena kondisinya sudah disucikan dan terbungkus plastik di dalam peti tersebut. Tapi kami iklhas karena ini sudah takdir," kata Samat, paman korban di rumah duka.
Pemakaman korban tidak dihadiri suaminya, Supardi. Sebab, kondisinya masih shock di Malaysia dan belum bisa pulang. Sulistyowati (35) dan suaminya Supardi (36) selama ini sudah merantau ke Malaysia.
Korban Kapal TKI yang Karam di Johor dimakamkanKorban Kapal TKI yang Karam di Johor dimakamkan Foto: Ainur Rofiq
Pasutri itu pulang ke kampung halaman untuk mengurus surat adminitrasi dan menjenguk anak semata wayangnya, Satria Putra Hadinata(4), yang selama ditinggal kerja diasuh pamannya Samat.
Dan Kamis (19/1) keduanya berpamitan dengan sanak keluarga untuk kembali merantau ke Malaysia. Namun keberangkatan menjadi TKI jalur yang digunakan suami istri ini berbeda. Karena persyaratan dan biaya mahal serta belum tercukupi untuk menjadi TKW resmi, Sulistyowati memilih menggunakan transportasi laut. Sedangkan Supardi melalui agen penyalur TKI resmi berangkat menggunakan pesawat terbang.
"Suami Istri ini sudah pernah merantau di Malaysia. Dan berniat kembali kerja sana, namun jalur yang dilalui beda. Suami naik pesawat dan istri naik kapal. Tapi terjadi kecelakaan hingga akhirnya meninggal ini," terang Camat Margomulyo, Arief Nanang di lokasi.
Camat Arief mengharapkan musibah ini bisa diambil hikmahnya. Bagi warga Bojonegoro yang hendak bekerja ke luar negeri diharapkan melalui jalur yang resmi. Kapal pengangkut TKI ilegal karam di di Tanjung Leman Mersing, Johor, Malaysia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut 44 orang masih dinyatakan hilang. (fat/fat)
Detik.com