Seorang Pengusaha Taiwan meninggal dunia karena terkena flu burung H7N9

Pria itu bekerja di kota Yangjiang di Provinsi China Guangdong bulan Januari lalu. Ketika itu ia merasa demam dan memutuskan untuk kembali ke Taiwan dua hari kemudian untuk mencari pengobatan.
Dia didiagnosis dengan flu, tapi pada 29 Januari, demamnya berubah
menjadi lebih serius dan ia menderita kesulitan bernapas, pihak medis
menanganinya sebagai kasus pneumonia.
Pada tanggal 1 Februari, ia mulai tinggal di rumah sakit, setelah itu ia didiagnosis terkena. Hasil tersebut kesimpulan menyebabkan ia di pindahkan ke unit perawatan intensif (ICU)
Karena obat yang ada tampaknya tidak bekerja dalam kasusnya, Centers for Disease Control (CDC) mengupayakan impor jenis baru obat dari Jepang.
Namun demikian, kondisi pasien terus memburuk, dan pada sore 27 Februari ia meninggal karena kegagalan fungsi organ, demikian pengumuman dari CDC. Pengusaha tersebut memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan di atas usia 60, dua dari beberapa faktoritu membuatnya lebih rentan terhadap dampak dari H7N9, kata para pejabat.
CDC memperingatkan pengunjung yang datang ke China untuk menjauh dari pasar unggas dan hanya makan produk unggas yang dimasak dengan matang.
Pada tanggal 1 Februari, ia mulai tinggal di rumah sakit, setelah itu ia didiagnosis terkena. Hasil tersebut kesimpulan menyebabkan ia di pindahkan ke unit perawatan intensif (ICU)
Karena obat yang ada tampaknya tidak bekerja dalam kasusnya, Centers for Disease Control (CDC) mengupayakan impor jenis baru obat dari Jepang.
Namun demikian, kondisi pasien terus memburuk, dan pada sore 27 Februari ia meninggal karena kegagalan fungsi organ, demikian pengumuman dari CDC. Pengusaha tersebut memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan di atas usia 60, dua dari beberapa faktoritu membuatnya lebih rentan terhadap dampak dari H7N9, kata para pejabat.
CDC memperingatkan pengunjung yang datang ke China untuk menjauh dari pasar unggas dan hanya makan produk unggas yang dimasak dengan matang.