Pekerja Indonesia Kaburan Jatuh di Lokasi Konstruksi dari Ketinggian 20 Meter, Sebelumnya Dikabarkan 1 Meninggal, 2 Terluka, Kini Korban Meninggal Menjadi 2 Orang
Taiwan-Kecelakaan pada bidang pekerjaan konstruksi bangunan jalan di Keelung, Taiwan utara kembali terjadi dan menewaskan satu pekerja Indonesia serta melukai dua lainnya pada hari Senin (27/3).
Tiga orang Indonesia tersebut bertugas untuk mengambil cetakan baja dari tempat beton berada, saat tiba-tiba cetakan turun dan bertabrakan dengan perancah (seperti kerangka bangunan) hingga terjun ke bawah bersama dengan tiga orang, yang jatuh dari ketinggian 20 meter ke tanah.
Salah satu dari mereka – berusia 32 tahun tewas di tempat dengan tengkorak yang rusak, kata polisi. Sementara dua lainnya dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk perawatan darurat.
Setibanya mereka di rumah sakit, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan. Setelah disadarkan, pria itu tetap dalam keadaan koma, menderita pendarahan internal sementara yang lain ditempatkan di bawah pengawasan setelah kepalanya dijahit.
Nama-nama para pekerja tidak dipublikasikan untuk sementara. Menurut saksi, tiga korban adalah satu-satunya pekerja di lokasi konstruksi ketika kecelakaan itu terjadi, dan mandor Taiwan mereka tidak hadir.
Para pejabat di Balai Keselamatan dan Administrasi Kesehatan di bawah Departemen Tenaga Kerja mengatakan mereka menemukan dalam penyelidikan awal bahwa tiga pekerja semua adalah pekerja kaburan. Setelah diselidiki, kontraktor proyek pembangunan jalan tersebut melanggar peraturan yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja bahkan melarang perekrutan pekerja ilegal.
Pembangunan yang menghabiskan uang senilai NT $ 441 juta (US $ 14,6 juta) untuk perbaikan jalan perkotaan dan proyek pelebaran di Keelung, telah diperintahkan untuk dihentikan segera, dan semua langkah-langkah keamanan proyek akan ditinjau kembali, kata para pejabat pemerintahan Taiwan.
Indosuara pun menghubungi Devriel Soegia Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI mengenai kasus ini.
Devriel mengatakan bahwa KDEI sudah mendapat kabar tersebut dan kasus ini sudah ditangani pihaknya. Devriel pun mengatakan pada Indosuara bahwa korban meninggal bertambah menjadi 1 orang, totalnya 2 orang korban meninggal. Saat ditanya siapa yang bertanggung jawab untuk mengirimkan jenazah kembali ke Indonesia, Devriel mengatakan bahwa majikan ilegalnya yang harus bertanggung jawab.
Sumber:Indosuara