TKI asal Banyuwangi 6 Tahun tak Pernah Pulang dari Taiwan kini Jatuh Sakit dengan Konsisi Kritis
Taiwan-Masih
hangat dalam ingatan kita tentang seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
asal Kabupaten Banyuwangi sakit kritis dan harus menjalani operasi di
Taiwan yang bernama Rizal Syah (26). Kembali salah satu warga Banyuwangi
yang Bekerja di Taiwan sakit kritis akibat paru-paru basah,Yayuk Sri
Rahayu (32) yang sudah bekerja selama 6 tahun dan berasal dari Dusun
Petahunan RT 001 RW 003 Desa Jajag Kecamatan Gambiran Kabupaten
Banyuwangi Propinsi Jawa Timur. Ia merasakan sakit sudah hampir dua
bulan ini.
”Yayuk selama dua bulan ini sudah mengalami sakit,dan selama ini juga berulang kali berobat ke dokter,” ujar temannya yang tak mau di sebutkan namanya kepada Indosuara.
Akibat kondisinya yang makin kritis, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit Taipe Tzu Chi Hospital pada Sabtu Sore (25/03) dan langsung mendapatkan perawatan itensif. Nurhasanah (37) kakak kandung Yayuk saat ditemui di rumahnya di Banyuwangi oleh Indosuara mengatakan bahwa orang tuanya sangat sedih mendengar kabar ini.
”Kami mendengar kabar ini sangat sedih sekali, awalnya kami belum berani memberitahukan ke ibu dan bapak karena kedua orang tua kami sudah tua dan punya sakit jantung. Namun akhirnya kami terpaksa memberi tahu orang tua, ibu langsung menangis terus dan begitu juga bapak,” terang kakak kandungnya yang juga pernah bekerja di Taiwan selama 3 periode ini.
Yayuk Sri Rahayu adalah bungsu dari lima bersaudara dan sudah mempunyai seorang putra bernama Luky (10) serta sudah berpisah dengan suaminya. Saat dijumpai di rumahnya, Sodikin (70) ayah kandung dan Supinah (67) ibu kandungnya sangat bersedih sekali, tak henti Supinah mengusap air mata dengan suara bergetar menahan tangis saat menceritakan tentang anak bungsunya.
”Yayuk selama dua bulan ini sudah mengalami sakit,dan selama ini juga berulang kali berobat ke dokter,” ujar temannya yang tak mau di sebutkan namanya kepada Indosuara.
Akibat kondisinya yang makin kritis, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit Taipe Tzu Chi Hospital pada Sabtu Sore (25/03) dan langsung mendapatkan perawatan itensif. Nurhasanah (37) kakak kandung Yayuk saat ditemui di rumahnya di Banyuwangi oleh Indosuara mengatakan bahwa orang tuanya sangat sedih mendengar kabar ini.
”Kami mendengar kabar ini sangat sedih sekali, awalnya kami belum berani memberitahukan ke ibu dan bapak karena kedua orang tua kami sudah tua dan punya sakit jantung. Namun akhirnya kami terpaksa memberi tahu orang tua, ibu langsung menangis terus dan begitu juga bapak,” terang kakak kandungnya yang juga pernah bekerja di Taiwan selama 3 periode ini.
Yayuk Sri Rahayu adalah bungsu dari lima bersaudara dan sudah mempunyai seorang putra bernama Luky (10) serta sudah berpisah dengan suaminya. Saat dijumpai di rumahnya, Sodikin (70) ayah kandung dan Supinah (67) ibu kandungnya sangat bersedih sekali, tak henti Supinah mengusap air mata dengan suara bergetar menahan tangis saat menceritakan tentang anak bungsunya.
dari kiri ke kanan kakak,ayah dan ibu kandung yayuk
Kakak dan orang tua Yayuk yang menunggu kedatangannya.
”Sejak bulan Mei 2011, kami belum bertemu lagi sama Yayuk, terdengar kabar sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit Taiwan, kami sekeluarga sangat sedih sekali, kami ingin anak kami dipulangkan saja dan dirawat di Banyuwangi agar dekat keluarganya,” pinta ibunya dengan berderai air mata.
Menindaklanjuti hal ini Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Kabupaten Banyuwangi bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi melakukan pendampingan agar apa yang diharapkan keluarga Yayuk bisa terwujud dengan membuat pengaduan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Banyuwangi dan diterima oleh Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja. Nunuk saat di konfirmasi Indosuara menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait.
”Kami sudah menerima pengaduan ini dan segera menindaklanjutinya dengan koordinasi bersama pihak terkait. Untuk status Yayuk sendiri adalah over stayer atau TKI ilegal. Kami sangat menghimbau kepada warga kami yang bekerja di Taiwan, jika ada masalah janganlah kabur dari majikan, semua bisa dilaporkan ke KDEI Taipei atau 1955, karena jika sakit ini akan repot dan susah,” ungkap Kabid yang baru beberapa bulan menjabat. Perwakilan Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Taiwan, Kadir saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya akan mengunjungi Yayuk.
”Kami akan cek dan melihat langsung ke lokasi, nanti akan kami kabari hasilnya,” ungkapnya singkat.
Kakak dan orang tua Yayuk yang menunggu kedatangannya.
”Sejak bulan Mei 2011, kami belum bertemu lagi sama Yayuk, terdengar kabar sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit Taiwan, kami sekeluarga sangat sedih sekali, kami ingin anak kami dipulangkan saja dan dirawat di Banyuwangi agar dekat keluarganya,” pinta ibunya dengan berderai air mata.
Menindaklanjuti hal ini Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Kabupaten Banyuwangi bersama Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi melakukan pendampingan agar apa yang diharapkan keluarga Yayuk bisa terwujud dengan membuat pengaduan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Banyuwangi dan diterima oleh Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja. Nunuk saat di konfirmasi Indosuara menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait.
”Kami sudah menerima pengaduan ini dan segera menindaklanjutinya dengan koordinasi bersama pihak terkait. Untuk status Yayuk sendiri adalah over stayer atau TKI ilegal. Kami sangat menghimbau kepada warga kami yang bekerja di Taiwan, jika ada masalah janganlah kabur dari majikan, semua bisa dilaporkan ke KDEI Taipei atau 1955, karena jika sakit ini akan repot dan susah,” ungkap Kabid yang baru beberapa bulan menjabat. Perwakilan Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Taiwan, Kadir saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya akan mengunjungi Yayuk.
”Kami akan cek dan melihat langsung ke lokasi, nanti akan kami kabari hasilnya,” ungkapnya singkat.