Breaking News

Disiksa Pemilik Penampungan, Calon TKW di Blitar Kabur


Blitar-Sunarsih (36), calon tenaga kerja wanita (CTKW) yang hendak ingin bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura, melapor ke Polsek Talun, Kabupaten Blitar, karena mendapat pelakuan buruk dari pasangan suami-isteri (pasutri) pemilik tempat penampungan di Desa Wonorejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jatim, Rabu (3/5).

Perempuan yang berasal dari Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Tuban, Jatim itu mengaku sudah dua bulan di tempat penampungan tersebut bersama delapan rekannya.

“Namun karena perlakuan pasutri yang mengaku sebagai agen dari salah satu biro prusahaan jasa tenaga kerja keluar negeri itu sewenang-wenang dan tidak manusiawi, maka dalam kurun sepekan terakhir jumlah mereka tersisa lima orang dengan dirinya. Yang lainnya kabur dan saya yang terakhir kabur,” ungkap Sunarsih di depan pemeriksa Polsek Talun, yang diawasi Kepala Polsek Talun, AKP Subondo Rabu tadi malam.

Kapolsek Talun yang dikonfirmasi Kamis (4/5) tadi pagi menyebutkan, bahwa setelah memeriksa pasutri pemilik tempat penampungan calon TKW, polisi menemukan tiga perempuan calon TKW dalam keadaan stres karena ketakutan. “Kita semalam baru menjemput tiga orang perempuan yang juga calon TKW dalam kondisi yang memprihatinkan dari rumah pasutri itu,” ujar AKP Subondo.
Dari pengakuan para korban, mereka sering mendapatkan ancaman dari pemilik tempat penampungan dan akan menghabisi nyawa mereka jika berani melapor ke polisi atas keberadaan tempat penampungan (yang ilegal itu). Dari pengakuan Sunarsih terungkap, bahwa ia sebenarnya ingin membatalkan diri berangkat ke luar negeri karena dari hasil pemeriksaan laboratorium, dirinya sedang hamil muda.

Namun oleh pasutri itu ia diminta menggugurkan kandungannya dengan alasan dirinya sudah mendapat calon majikan di Singapura dengan bukti mendapat uang tanda jadi sebesar Rp 2,5 juta.

“Suami saya sudah mengembalikan Rp 1 juta karena yang lainnya habis untuk makan,” aku Sunarsih yang kemudian berbuntut kekerasan, dan ancaman akan dibunuh jika berani melaporkan kegiatan agen TKW ilegal yang menjadi mata pencahariannya itu.

Karena tidak kuat dengan siksaan dan ancaman, Sunarsih nekat melarikan diri dengan melompat dari lantai dua rumah yang ditinggalinya selama dua bulan terakhir. Ia kabur pukul 23.00 WIB, bersama Sumiati (45), warga Kabupaten Ponorogo, yang juga calon TKW yang sama-sama sering disiksa. Sunarsih yang mengalami stres kini harus dirawat intensif di RSUD Wlingi, Kabupaten Blitar, akibat pendarahan saat kabur dari tempat penampungan.

Pasutri agen dan sekaligus pemilik tempat penampungan calo TKW ilegal yang masih dirahasiakan identitasnya itu sejak Kamis pagi menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Blitar. Polisi merahasiakan identitas pasutri itu guna menghindari aksi kemarahan massa.
Sumber:Berita Satu