Breaking News

KISAH Kangennya TKW Taiwan Pada Sayur Nangka Saat Mudik

KISAH Kangennya TKW Taiwan Pada Sayur Nangka Saat Mudik
Kangen 'jangan' gori (rindu sayur nangka muda-Red) dan cucu."
Demikian diungkapkan Miyatun (47), tenaga kerja wanita (TKW) yang pulang mudik dari Taiwan, di rumahnya, Jalan Dworowati, Desa Margomulyo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Sabtu (24/6).
Mengenakan daster warna kuning, Miyatun mengajak seluruh keluarganya untuk menyantap hidangan buka puasa di atas tikar yang berada di tengah ruang keluarga.
Ia pun sudah menyajikan beberapa masakannya sejak sore hari, di antaranya sayur nangka muda, es sirup, rica-rica ayam, telur ceplok, nasi, dan lontong.

Anak perempuannya, Widi (25), yang baru saja melahirkan cucu bagi Miyatun, juga ikut serta mengajak anaknya untuk makan bubur bayi.
Miyatun pulang setiap tiga tahun sekali, atau setiap masa kontraknya bekerja di Taiwan habis.
Tahun ini, ia sudah berangkat mudik dari Taiwan pada 25 Mei lalu.
Tiga tahun lalu atau pada 2014, ia juga pulang untuk menikahkan Widi.


Saat ini, kebahagiaanya bertambah dengan kehadiran cucu yang baru berusia empat bulan.
"Sekarang keluarga saya sudah bertambah, rasanya senang Gusti Allah masih memberi kesempatan saya untuk bertemu keluarga saat Idulfitri tahun ini. Selain adanya cucu, sekarang kondisi kampung saya juga sudah semakin ramai dibandingkan dengan tiga tahun lalu," ujarnya kepada Tribun Jateng, setelah berbuka bersama di rumahnya.
Selain ingin bertemu cucu dan keluarganya di kampung halaman, Miyatun sekaligus ingin megurus administrasi kependudukan dan paspornya.
Ia diberikan kebebasan oleh majikannya yang berada di Taiwan untuk bisa kembali ke negara tempatnya bekerja sebagai TKI.

"Majikan tidak membatasi masa waktu saya berada di Indonesia. Dia ingin segala urusan administrasi diseslesaikan dulu, baru kembali bekerja. Menurut rencana, saya mungkin baru kembali ke Taoyuan, Taiwan pada Agustus," jelasnya, sembari menggendong cucu.
Di tempatnya bekerja, Miyatun hanya bertugas merawat nenek sang majikan.
Ia tidak diperkenankan mengurus urusan rumah tangga yang lain.
Menurut dia, pekerjaannya itu masih tergolong ringan, dan tidak membuatnya terlalu capai.
Untuk urusan memasak, majikanlah yang biasa mengerjakan sebelum berangkat kerja.
"Makanan di sana kebanyakan sayur-sayur yang direbus, lalu dioseng menggunakan kecap tertentu. Makanya mengapa setiap saya pulang ke rumah kangen makan sayur nangka muda," cetus wanita yang sudah menjadi TKI sejak 2011 itu.

Miyatun juga merasa lebih capai berada di rumah daripada di tempat kerjanya.
Sebab, segala urusan cuci-cuci, bersih-bersih, dan memasak ia kerjakan atas dasar kerinduannya beraktivitas di rumah.
Pada waktu mendatang, Miyatun ingin buka usaha di kampung halaman, setelah tidak bekerja lagi sebagai TKI.

"Ya paling nanti ingin buka warung kelontong saja, yang mudah," tandasnya.
Sang anak, Widi merasa senang Lebaran tahun ini bisa lengkap berkumpul dengan ibunya.
Baginya, sosok ibu selama ini merupakan satu-satunya panutan setelah sepeninggal ayahnya.
"Pasti bahagia bisa bertemu ibu, dan allhamdulilah sampai sini juga sehat. Senang juga Wely (anak Widi-Red) bisa bertemu dengan neneknya," kelakarnya.