Di Hong Kong Ibu Mesum dengan India, di Kampung Anak Merana
Hong-Kong Di
usianya yang masih 15 tahun, DA harus kehilangan keceriaan masa
remajanya. Bahkan, sedari masa kanak-kanak, perhatian dan kasih sayang
tak pernah dia dapatkan. ABG kelahiran Lampung ini merupakan korban dari
perceraian rumah tangga. Ibunya SK yang sejak
12 tahun lalu menjadi PMI di Hong Kong, tak jelas perhatiannya.
Sedangkan HN ayahnya, asik dengan dunia narkoba di kampung asalnya
Simalungun.
Siapa sangka, diusianya yang masih muda, DA harus menjadi tahanan narkoba lantaran kepemilikan satu paket sabu yang di temukan di dalam kamar kosnya. DA, ABG yang semestinya masih sekolah, karena keretakan rumah tangga kedua orang tuanya harus mencari dan menjalani hidupnya sendiri. Setamat Sekolah Dasar di Metro Lampung, DA berniat ikut keluarga bapaknya di Simalungun, untuk melupakan sakit hati dan kecewanya setelah melihat kelakkuan ibunya. Namun, ibarat keluar dari mulut macan, di Simalungun, DA justru terjebak didalam mulut buaya.
Ayah yang menjadi harapannya, ternyata tidak seperti yang DA bayangkan. Bangku kelas 2 SMP pun harus dia tinggalkan, demi mempertahankan hidup dan mendapat kebahagiaan. DA minggat ke kota, hingga bekerja di sebuah klub malam dengan segala konsekwensinya. Di Simalungun, DA lebih menyedeihak nasibnya ketimbang di Lampung, ditengah keluarga Ibunya.
“Saya sangat kecewa dengan ibu saya. Kerja di Hong Kong jarang ada kabarnya, pas pulang, saya malah menemukan foto-foto dan beberapa video di HP ibu yang isinya ibu sedang berbuat mesum dengan laki-laki yang bukan suaminya. Ada beberapa laki-laki yang mesum dengan ibu. Kulitnya agak hitam, orangnya gempal gempal seperti orang India” aku DA ke beberapa awak media.
“Bapakpun juga begitu, ternyata selain suka main perempuan, hampir setiap hari bau alkohol selalu tercium, pulang marah-marah, apalagi kalau aku pas minta uang untuk sekolah” keluh DA.
Tetangga kos DA pun terkejut dengan apa yang terjadi. Bahkan, salah seorang tetangga yang tidak bersedia disebutkan identitasnya menyatakan, DA itu dijebak, DA itu korban.
“Dijebak adek itu, dia dijebak bandar narkoba, ngak tau apa-apa dia, gaji aja pas-pasan, konon lagi mau beli kek gituan. Kasihan kalilah dia, ngak tau apa-apanya dia, maunya bandarnya itu ditangkap, bukan seperti itu,” ucapnya.
“Kasihan, saya sering melihat adek itu menangis sendiri malam-malam. Entah kenapa, setiap ditanya jawabnya selalu geleng-geleng kepala. Katanya adek tidak punya pegangan. Kedua orang tuanya acuh semua, menterlantarkan adek sampai seperti sekarang” pungkasnya.
Terungkapnya DA, menambah catatan panjang, anak-anak terlantar di Indonesia. Terlebih lagi, kedua orang tua DA yang tidak bisa memberikan tauladan yang baik. Anak seperti DA, seharusn ya direngkuh, dididik, dan dilindungi. Bukan diterlantarkan hingga membuatnya tercebur ke lorong yang kelam.
Siapa sangka, diusianya yang masih muda, DA harus menjadi tahanan narkoba lantaran kepemilikan satu paket sabu yang di temukan di dalam kamar kosnya. DA, ABG yang semestinya masih sekolah, karena keretakan rumah tangga kedua orang tuanya harus mencari dan menjalani hidupnya sendiri. Setamat Sekolah Dasar di Metro Lampung, DA berniat ikut keluarga bapaknya di Simalungun, untuk melupakan sakit hati dan kecewanya setelah melihat kelakkuan ibunya. Namun, ibarat keluar dari mulut macan, di Simalungun, DA justru terjebak didalam mulut buaya.
Ayah yang menjadi harapannya, ternyata tidak seperti yang DA bayangkan. Bangku kelas 2 SMP pun harus dia tinggalkan, demi mempertahankan hidup dan mendapat kebahagiaan. DA minggat ke kota, hingga bekerja di sebuah klub malam dengan segala konsekwensinya. Di Simalungun, DA lebih menyedeihak nasibnya ketimbang di Lampung, ditengah keluarga Ibunya.
“Saya sangat kecewa dengan ibu saya. Kerja di Hong Kong jarang ada kabarnya, pas pulang, saya malah menemukan foto-foto dan beberapa video di HP ibu yang isinya ibu sedang berbuat mesum dengan laki-laki yang bukan suaminya. Ada beberapa laki-laki yang mesum dengan ibu. Kulitnya agak hitam, orangnya gempal gempal seperti orang India” aku DA ke beberapa awak media.
“Bapakpun juga begitu, ternyata selain suka main perempuan, hampir setiap hari bau alkohol selalu tercium, pulang marah-marah, apalagi kalau aku pas minta uang untuk sekolah” keluh DA.
Tetangga kos DA pun terkejut dengan apa yang terjadi. Bahkan, salah seorang tetangga yang tidak bersedia disebutkan identitasnya menyatakan, DA itu dijebak, DA itu korban.
“Dijebak adek itu, dia dijebak bandar narkoba, ngak tau apa-apa dia, gaji aja pas-pasan, konon lagi mau beli kek gituan. Kasihan kalilah dia, ngak tau apa-apanya dia, maunya bandarnya itu ditangkap, bukan seperti itu,” ucapnya.
“Kasihan, saya sering melihat adek itu menangis sendiri malam-malam. Entah kenapa, setiap ditanya jawabnya selalu geleng-geleng kepala. Katanya adek tidak punya pegangan. Kedua orang tuanya acuh semua, menterlantarkan adek sampai seperti sekarang” pungkasnya.
Terungkapnya DA, menambah catatan panjang, anak-anak terlantar di Indonesia. Terlebih lagi, kedua orang tua DA yang tidak bisa memberikan tauladan yang baik. Anak seperti DA, seharusn ya direngkuh, dididik, dan dilindungi. Bukan diterlantarkan hingga membuatnya tercebur ke lorong yang kelam.