Merantau Jadi TKW,Istriku Kechantol Pria Bertenaga Kuda
Betapa menyesalnya Rujito, 40, mengizinkan istrinya, Titin, 36, jadi tenaga kerja luar negeri.
Soalnya di Malaysia malah kecantol sama majikan yang “tenaga kuda”-nya luar biasa. Minggu lalu pulang ke Malang bukan untuk kembali pada suami,
melainkan mau gugat cerai dan menikah dengan majikannya.
dikutip dari Jawa Post, Sejak dicanangkan tahun 1980-an, pengiriman TKI-TKW ke luar negeri banyak juga mudlaratnya di samping manfaatnya.
Menaker Sudomo kala itu memang bisa mengurangi jutaan penganggur dalam negeri. Tapi di sisi lain, juga berdampak pada banyaknya suami dan
istri yang “nganggur” gara-gara jarang disentuh pasangannya.
Pasangan Rujito – Titin yang menikah 10 tahun lalu, memang tak bahagia dalam rumahtangganya. Menikah selama 5 tahun, ekonomi tak beranjak maju,
sehingga tak pernah bebas dari politik ekonomi GLTL alias: gali lobang tutup lobang. Titin yang selama ini jadi ibu rumahtangga murni, minta izin
untuk jadi TKW di Malaysia. Lima tahun di sana, pasti bisa mengubah kehidupannya.
Awalnya keinginan Rujito terpenuhi, sebab 3 bulan setelah menjadi TKW di negeri jiran, kiriman ringgit terus datang silih berganti, sehingga
ekonominya pun membaik. Rumahnya yang berdinding bambu mulai dirombak jadi tembok dan lantainya pun keramik KW-1. Kini Rujito ke mana-mana
sudah pakai motor, berkat kiriman duit istri.
Tapi Rujito tidak tahu bahwa itu semua bukan mutlak dari keringat kerja istrinya di negeri jiran itu. Banyak juga sebetulnya kiriman uang
yang merupakan hasil keringat Titin saat melayani majikannya di ranjang. Majikan lelakinya itu memang seorang duda kaya. Maka begitu ketemu
TKW montok macam Titin, langsung ditubruk saja. Ternyata sang TKW tak menolak, maka setiap gajian selalu ditambah bonus bolehnya melayani majikan di ranjang.
Kenapa Titin mau saja melayani hasrat tuan Tengku Rahmad, 57, dari Selangor ini? Sebab di samping bonus uang, juga pelayanan majikan itu memang luar biasa.
“Tenaga kuda”-nya masih rosa-rosa seperti Mbah Marijan. Dibanding dengan suaminya, woo….bukan apa-apanya. Ibarat main bulutangkis, Tengku Rahmad selalu
memberi smash tajam menukik, Rujito di Malang main backhand melulu.
Gara-gara pelayanan istimewa sang majikan, cinta Titin pada suaminya di Indonesia jadi terkena erosi. Tadinya sebesar kelapa, mengecil jadi seperti bakpao ,
dan kemudian mengecil lagi tinggal ukuran bakpia Pathok (Yogyakarta) isi kacang ijo.
Buktinya, ketika Tengku Rahmad mengajaknya berkahwin, tanpa pikir panjang Titin menerimanya. Maka minggu lalu dia kembali ke Malang dengan tergesa-gesa.
Rujito semula menganggap istrinya ingin rapel asmara cinta, nggak tahunya mau gugat cerai. Karenanya ketika melayani suami yang terakhir kali, ya….
sekedar kewajiban belaka, tanpa totalitas dan tak sampai tuntas.
setelah itu Titin langsung mendatangi kantor Pengadilan Agama Malang. Rujitopun tak bisa menahannya, karena tekad istrinya sudah bulat seperti bakpao.
,dua anaknya tetap dalam asuhan Rujito dan semua aset di Malang menjadi hak mutlak bekas suami dan anak-anaknya.
Titin lebih menyayangi dan berat ke Tengku Rahmad yang cintanya sebesar 100 kali bakpao.