Dua Setengah Tahun Bertahan Dalam Tekanan Majikan, TKW di Taiwan ini Akhirnya Bebas
Taiwan-Mila Erfadiansyah, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan yang mengalami tindakan
kekerasan dari majikan dan tidak boleh berkomunikasi dengan sesama TKI,
akhirnya bisa bebas karena tindakan cepat anggota satgas KDEI.
Semenjak mendapat pengaduan hari Rabu (28/12) malam, salah seorang anggota Satgas KDEI, Tantri Sakhina, terus berusaha menghubungi dan menekan agen Mila untuk secepatnya mengeluarkan ia dari rumah majikan di distrik Datong , Taipei.
"Sejak semalam saya telepon agennya tetapi tidak diangkat. Baru pagi tadi bisa terhubung dan terus saya tekan agen supaya secepatnya menjemput Mila dari rumah majikan," jelas Tantri kepada LiputanBMI, Kamis (29/11).
Kasus ini diketahui setelah seorang TKI dengan akun Fb Tjemora Bazegha memposting di berandanya masalah yang dihadapi Mila. Dalam postingan tersebut ditulis, bahwa Mila memberikan tulisan tangannya untuk meminta bantuan agar bisa keluar dari majikannya. Juga disertakan foto bukti tulisan tangan Mila yang diberikan kepada Tjemora ketika mereka bertemu di rumah sakit.
"Sebelum menghubungi agen, saya juga lapor ke KDEI, meminta agar jika usaha saya gagal KDEI mengambil tindak lanjutnya. Alhamdulillah sekarang dia sudah aman " lanjut Tantri.
Dengan banyaknya kasus yang dialami TKI, Tantri menghimbau agar para TKI tidak hanya mengandalkan HP untuk menyimpan nomer-nomer penting.
"Sudah sering saya katakan, lebih baik teman-teman TKI membuat catatan nomer telepon penting, nomer telepon agen, nomer pasport dalam buku notes atau selembar kertas untuk disimpan, selain menyimpan dalam memori HP. Semua untuk berjaga-jaga bila HP hilang, atau disita seperti kasus Mila ini. Yang lebih penting, jangan sampai kabur untuk menghindari masalah. Karena kabur itu hanya akan menambah masalah," tegasnya.
Semenjak mendapat pengaduan hari Rabu (28/12) malam, salah seorang anggota Satgas KDEI, Tantri Sakhina, terus berusaha menghubungi dan menekan agen Mila untuk secepatnya mengeluarkan ia dari rumah majikan di distrik Datong , Taipei.
"Sejak semalam saya telepon agennya tetapi tidak diangkat. Baru pagi tadi bisa terhubung dan terus saya tekan agen supaya secepatnya menjemput Mila dari rumah majikan," jelas Tantri kepada LiputanBMI, Kamis (29/11).
Kasus ini diketahui setelah seorang TKI dengan akun Fb Tjemora Bazegha memposting di berandanya masalah yang dihadapi Mila. Dalam postingan tersebut ditulis, bahwa Mila memberikan tulisan tangannya untuk meminta bantuan agar bisa keluar dari majikannya. Juga disertakan foto bukti tulisan tangan Mila yang diberikan kepada Tjemora ketika mereka bertemu di rumah sakit.
"Sebelum menghubungi agen, saya juga lapor ke KDEI, meminta agar jika usaha saya gagal KDEI mengambil tindak lanjutnya. Alhamdulillah sekarang dia sudah aman " lanjut Tantri.
Dengan banyaknya kasus yang dialami TKI, Tantri menghimbau agar para TKI tidak hanya mengandalkan HP untuk menyimpan nomer-nomer penting.
"Sudah sering saya katakan, lebih baik teman-teman TKI membuat catatan nomer telepon penting, nomer telepon agen, nomer pasport dalam buku notes atau selembar kertas untuk disimpan, selain menyimpan dalam memori HP. Semua untuk berjaga-jaga bila HP hilang, atau disita seperti kasus Mila ini. Yang lebih penting, jangan sampai kabur untuk menghindari masalah. Karena kabur itu hanya akan menambah masalah," tegasnya.