Mudik Bareng BRI 122 TKI di Taiwan Ikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan Paket C
Taiwan-Bertempat di gedung Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI), siswa-siswi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PKBM - PPI) di Taiwan yang melaksanakan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK), pada Minggu (23 April 2017). Terdaftar 122 peserta yang akan mengikuti ujian. 75 Peserta dari paket C, 35 peserta paket B, dan 12 peserta paket A.
Para peserta paket C telah melaksanakan ujian selama dua hari pada tanggal 22 - 23 April. Mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Pkn, Sosiologi, Geografi, Bahasa Inggris, dan Ekonomi.
Hadir dalam ujian PKBM PPI Taiwan ini, perwakilan dari Kemdikbud RI, yakni Dr. Erman Syamsudin, Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Dr. Samto, Kasubdit Pendidikan Keaksaraan dan Budaya Baca, serta Dr. Yuma Akbar, Manager PKBM Cipta Karya Intelektual Jakarta. Selain itu, juga hadir kepala KDEI Taipei, Robert James Bintaryo.
Sebelum ujian dimulai, peserta diberi pengarahan oleh kepala KDEI dan Dr. Erman Syamsudin. Robert James Bintaryo berharap kedepannya Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan makin banyak yang mengikuti kegiatan belajar sehingga memiliki modal ilmu yang cukup untuk dibawa pulang ke Indonesia sebagai bekal kehidupan selanjutnya (purna TKI).
“Pendidikan kesetaraan sedang dalam proses bersolek diri, menyeimbangkan pendidikan non formal dengan pendidikan formal. Sebagian daerah di Indonesia UNPK sudah berbasis komputer. Kedepannya semoga ujian kesetaraan di Taiwan siap menyesuaikan seperti di dalam negeri,” papar Dr. Erman Syamsudin dalam sambutannya.
Ia juga mengatakan, dari enam negara, Taiwan lah yang paling siap mengikuti ujian.
Sementara itu, Kordinator program pendidikan kesetaraan PKBM PPI Taiwan, Hasan Ismail S.Pd., M.Sc., mengatakan, ujian tahun ini akan ada dua gelombang yaitu April dan Oktober.
Ujian berjalan dengan tertib. Para peserta terlihat sangat antusias mengerjakan lembar soal. Dengan adanya pendidikan kesetaraan di Taiwan diharapkan bisa menjadi batu loncatan, tali kehidupan para pekerja migran untuk menyambung mimpi meraih cita-cita.
sumber:LBMI